Untuk Pembelajaran selanjutnya…
Pergeseran makna kata adalah gejala bahasa yang umum terjadi dalam bahasa Indonesia karena perkembangan bahasa itu sendiri yang disesuaikan dengan kemajuan zaman dan kebutuhan penggunaan bahasa yang semakin luas dan beragam. Istilah “pergeseran makna” di sini karena dihubungkan dengan kedinamisan fungsi dari kata itu sendiri jika digunakan dalam berbagai jenis wacana, baik wacana tertulis maupun tidak tetulis. Pehatikan ilustrasi di bawah ini!
- Mangga yang baru saja aku petik dari pohonnya itu sangat manis dan bisa menyegarkan tubuh di saat cuaca panas.
- Janji-janji para calon anggota parlemen memang sangat manis dan memikat para konstituennya. Namun, kebanyakan dari mereka mengingkari janjinya tersebut setelah mereka dipilih jadi anggota parlemen.
Analisis:
Dua kalimat pada ilustrasi di atas memuat kata “manis” yang digunakan dalam konteks yang berbeda. Kalimat 1 menggunakan kata “manis” pada porsinya, yaitu dihubungkan dengan indera pengecap atau lidah, sedangkan kata “manis” pada kalimat 2 tidak ditempatkan pada porsi rasionalnya, yaitu dihubungkan dengan indera pendengar atau telinga. Kasus penggunaan kata “manis” pada kalimat 2 menunjukan adanya pergeseran atau perubahan makna kata.
Di bawah ini adalah beberapa gejala pergeseran makna kata:
Generalisasi
Generalisasi adalah gejala pergeseran makna kata yang memiliki prinsip perluasan pada makna “sekarang” atau makna gramatikalnya dibandingkan dangan makna “dulu” ketika kata ini pertama kali ditemukan (makna kamus atau makna leksikal).
Kata-kata yang menujukan gejala generalisasi adalah:
Contoh Kata |
Makna Awal |
Perluasan/Generalisasi |
Bapak | Orang tua kandung |
|
Ibu | Orang tua kandung |
|
Saudara | Sudara kandung (adik-atau kakak) | Semua orang yang dianggap satu visi, satu tujuan, satu bangsa, satu negara atau dihormati. |
Berlayar | Perjalanan laut menggunakan perahu layar | Perjalanan laut dengan menggunakan perahu apa pun, baik berlayar atau tidak berlayar/bermesin. |
Paman | Adik dari ayah atau ibu | Orang yang sudah berumur namun seusia ayah atau ibu kita |
Adik | Adik kandung kita (anak dari ayah dan ibu kita) | Orang yang lebih muda atau dianggap belum berpengalaman. |
Contoh kata yang sudah mengalami gejala generalisasi:
- Bapak dan Ibu yang sudah hadir, dipersilakan untuk menikmati hidangan yang sudah kami sediakan.
- Rombongan peziarah dari Kota Makasar akan berlayar melewati Selat Karimata dan Laut Jawa menuju Pelabuhan Tanjung Priok untuk berziarah ke Makam B.J. Habibie di Jakarta
Spesialisasi
Spesialisasi adalah gejala pergeseran makna kata yang memiliki prinsip penyempitan pada makna “sekarang” atau makna gramatikalnya dibandingkan dangan makna “dulu” ketika kata ini pertama kali ditemukan (makna kamus atau makna leksikal).
Contoh:
Kata-kata yang menujukan gejala spesiallisasi adalah:
Contoh Kata |
Makna Awal |
Penyempitan/spesialisasi |
Pendeta |
|
Pemuka agama Kristen protestan saja |
Sarjana | Orang yang ahli dalam segala hal | Orang yang sudah lulus dan bergelar S-1 |
Bau | Hal atau stimulus yang direspon oleh indera penciuman atau hidung | Stimulus negatif (tidak mengenakan) yang direspon oleh indera penciuman. |
Contoh kata yang sudah mengalami gejala spesialisasi::
- Pendeta Josephat Immanuel akan pemimpin misa agung di sebuah gereja di Pantai Indah Kapuk
- Sungai Ciliwung yang tercemar oleh sampah dan limbah buangan pabrik menimbulkan bau tak sedap dan ketidaknyamanan bagi para pengendara.
Ameliorasi
Ameliorasi adalah gejala pergesaran makna kata yang menekankan pada penggunaan kata-kata yang bernada halus.
- “Dirumahkan” lebih halus daripada “dipecat”
- “Tunanetra” lebih haus daripada “buta”
- “Kelompok” lebih halus daripada “gerombolan”
- “Pekerja” lebih halus darpada “buruh”
- “Tunawisma” lebih halus daripada “gelandangan”
- “Pekerja Seks Komersial” atau PSK lebih halus daripada “perek/pelacur/lonte”
Contoh:
- Para pegawai yang belum bekerja di atas satu tahun terpaksa dirumahkan untuk menghemat anggaran dan biaya operasional perusahaan.
- Di Jakarta, para tunawisma yang tertangkap Satpol PP akan didata dan dipulangkan ke daerah mereka berasal.
Peyorasi
Peyorasi adalah gejala pergesaran makna kata yang menekankan pada penggunaan kata-kata yang bernada kasar
- “Tuli atau budek” lebih kasar daripada “tunarungu”
- “Cacat” lebih kasar daripada “tunagrahita”
- “Babu” lebih kasar daripada “asisten rumah tangga atau pramuwisma”
- “Bini” lebih kasar darpada “istri”
- “Bunting” lebih kasar daripada “hamil atau mengandung”
- “Beranak” lebih kasar daripada “bersalin atau melahirkan”
Contoh:
- Bini Pak Darto yang berusia 45 tahun bekerja sebagai babu di sebuah keluarga kaya di Kota Bogor.
- Orang cacat dilarang untuk mengoperasikan mesin ini karena akan menyebabkan kurangnya pengendalian tuas-tuas mesin.
Sinestesia
Sinestesia adalah gejala pergeseran makna kata yang menekankan pada tanggapan atas pertukaran dua indera yang berbeda.
Keterangan:
- Manis/asin/pahit/pedas/asam direspon oleh indera pengecap
- Merdu/keras/pelan (suara) direspon oleh indera pendengar
- Halus/kasar direspon oleh indera peraba
- Cantik/jelek/terang/gelap/hitam direspon oleh indra penglihatan
- Wangi/harum/bau direspon oleh indera penciuman
Contoh perbandingan gejala sinestesia dan kenormalan bahasa:
No |
Kenormalan bahasa |
Gejala Sinestesia |
1 | Kue ini manis sekali sehingga anak-anakku ketagihan dan hendak membelinya lagi. | Ucapan lelaki itu begitu manis terdengar sehingga beberapa perempuan terpengaruh bujuk rayunya. |
2 | Batu ini sangat kasar sebelum digosok oleh mesin gurinda | Perilakuknya sangat kasar dan tidak mencerminkan sosok suami yang baik dan lemah lembut kepada istrinya. |
3 | Ibu muda itu berwajah cantik karena dia mantan model internasional dan menjuarai beberapa kontes kecantikan. | permainan yang ditunjukan para pemain voli dari Jepang sangatlah cantik sehingga menimbulkan decak kagum dari penonton. |
4 | Ruangan 309 dicat hitam karena pemiliknya suka akan hal-hal berbau mistis. | Jangan sampai anaknya terjerumus ke dunia hitam karena hal tersebut akan menghancurkan jalan hidupnya. |
Asosiasi
Asosiasi adalah gejala pergesaran makna kata yang menekankan pada penghubungan/penambahan satu hal ke dalam hal lain sehingga tercipta kata atau kelompok kata dengan makna baru (ungkapan).
- Meja hijau bukan bermakna “meja yang dicat hijau” tetapi bermakna “pengadilan”
- Lintah darat bukan bermakna “lintah yang hidup di darat” tetapi bermakna “tukang rentenir”
- Tempat basah bukan bermakna “tempat yang lembab/penuh dengan air” tetapi bermakna “bagian di perusahaan yang berpotensi terjadinya korupsi karena banyaknya aliran dana atau proyek yang berdana besar yang diurus oleh divisi/bagian tersebut”
Contoh:
- Karena terlibat kasus pencucian uang, komisaris utama sebuah BUMN tersebut akan diseret ke meja hijau.
- Warga miskin yang kesulitan mendapatkan uang dengan mudah, cepat, dan tanpa syarat biasanya akan datang ke lintah darat.
- Meskipun bekerja di tempat basah, Bang Sueb sama sekali tidak punya niat untuk berperilaku koruptif karena dari semenjak kecil, dia sudah biasa dididik jujur oleh keluarganya.
Soal No.1
Kalimat di bawah ini yang mengandung gejala bahasa peyorasi adalah ……..
- Orang itu agak budek sehingga ketika orang berbicara dengannya, orang tersebut harus mengeraskan suaranya.
- Pak polisi sedang membantu seorang Kakek yang akan menyebrangi Jalan H.M. Thamrin
- Di tempat kerjanya, Muladi dikenal sebagai tangan kanan bos perusahaan tersebut karena sifatnya yang pintar, cekatan, dan oportunis.
- Istriku sudah mengandung sembilan bulan dan berencana akan bersalin di sebuah rumah sakit swasta di Kota Bandung.
- Perkataannya sungguh kasar dan bisa menyinggung perasaan orang lain yang hadir di ruangan ini.
PEMBAHASAN :
Peyorasi adalah gejala pergesaran makna kata yang menekankan pada penggunaan kata-kata yan bernada kasar
- “Tuli atau budek” lebih kasar daripada “tunarungu”
- “Cacat” lebih kasar daripada “tunagrahita”
- “Babu” lebih kasar daripada “asisten rumah tangga atau pramuwisma”
Pembahasan untuk tiap-tiap opsi jawaban:
- Opsi B = Generalisasi
- Opsi C = Asosiasi (tangan kanan = orang kepercayaan)
- Opsi D = Ameliorasi (“mengandung” lebih halus dari “bunting” dan “bersalin” lebih halus dari “beranak”)
- Opsi E = Sinestesia (“kasar” tidak direspon oleh indera peraba namun direspon oleh indera pendengaran)
Jawaban A
Soal No.2
Kalimat di bawah ini yang mengandung gejala bahasa sinestesia adalah …..
- Seorang babu harus pandai mengurus pekerjaan-pekerjaan rumah, seperti memasak, mencuci, menyetrika, dan mengurus anak.
- Cuaca pagi ini begitu cerah dan sangat cocok bagi para muda-mudi untuk berkemah di bukit ini.
- Pil pereda nyeri yang baru ku beli di sebuah apotek ini terasa sangat pahit.
- Wanita tua itu memperlihatkan muka masam ke semua orang yang tidak satu visi dengannya.
- Kita harus menghormati semua orang yang menginjakan kakinya di bumi pertiwi ini karena mereka semua adalah Saudara-saudara kita.
PEMBAHASAN :
Sinestesia adalah gejala pergeseran makna kata yang menekankan pada tanggapan atas pertukaran dua indera yang berbeda. “Masam” di dalam kalimat di atas tidak direspon oleh indera pengecap tetapi oleh indera penglihatan sehingga gejala sinestesia muncul. Penjelasan untuk tiap-tiap opsi jawaban:
- Opsi A = Peyorasi (kata “babu” lebih kasar dari “asisten rumah tangga”)
- Opsi B = Gejala bahasa normal (kata “cerah” direspon oleh indera pengecap)
- Opsi C = Gejala bahasa normal (kata “pahit” direspon oleh indera pengecap)
- Opsi E = Generalisasi (Kata “saudara” tidak bermakna saudara kandung atau adik/kakak
Jawaban D
Soal No.3
Perhatikan kalimat di bawah ini!
Rury mencium bau tak sedap yang berasal dari ruangan dapur dan dia menduga bahwa bau tersebut berasal dari bangkai binatang.
Gejala pergeseran makna kata yang terdapat dalam kalimat tersebut adalah ….
- Peyorasi
- Generalisasi
- Spesialisasi
- Sinestesia
- Asosisi
PEMBAHASAN :
Spesialisasi adalah gejala pergeseran makna kata yang memiliki prinsip penyempitan pada makna “sekarang” atau makna gramatikalnya dibandingkan dangan makna “dulu” ketika kata ini pertama kali ditemukan (makna kamus atau makna leksikal).
Contoh:
Kata-kata yang menujukan gejala spesiallisasi adalah:
Contoh Kata |
Makna Awal |
Penyempitan/spesialisasi |
Pendeta |
|
Pemuka agama Kristen protestan saja |
Sarjana | Orang yang ahli dalam segala hal | Orang yang sudah lulus dan bergelar S-1 |
Bau | Hal atau stimulus yang direspon oleh indera penciuman atau hidung | Stimulus negatif (tidak mengenakan) yang direspon oleh indera penciuman. |
Jawaban C
Soal No.4
Perhatikan kalimat di bawah ini!
Karena tidak bisa diselesaikan secara damai dan kekeluargaan, kasus ini akan saya bawa ke meja hijau.
Gejala pergeseran makna kata yang terdapat dalam kalimat tersebut adalah ….
- Ameliorasi
- Generalisasi
- Peyorasi
- Sinestesia
- Asosisi
PEMBAHASAN :
Asosiasi adalah gejala pergesaran makna kata yang menekankan pada penghubungan/penambahan satu hal ke dalam hal lain sehingga tercipta makna baru.
- Meja hijau bukan bermakna “meja yang dicat hijau” tetapi bermakna “pengadilan”
- Lintah darat bukan bermakna “lintah yang hidup di darat” tetapi bermakna “tukang rentenir”
- Tempat basah bukan bermakna “tempat yang lembab/penuh dengan air” tetapi bermakna “bagian di perusahaan yang berpotensi terjadinya korupsi karena banyaknya aliran dana atau proyek yang berdana besar yang diurus oleh divisi/bagian tersebut
Jawaban E
Semoga Bermanfaat