Pembahasan Kimia UN: Hukum Dasar Kimia

Posted on

pembahasan selanjutnya adalah

Pembahasan Kimia UN: Hukum Dasar Kimia, Joseph Louis Gay-Lussac, hukum perbandingan volume

Pembahasan soal-soal Ujian Nasional SMA-IPA bidang studi Kimia dengan materi pembahasan Hukum Dasar Kimia.

Soal tentang Hukum Dasar Kimia UN 2014

Data percobaan reaksi tembaga dengan sulfur membentuk tembaga (II) sulfida sebagai berikut:
No. Percobaan Massa Tembaga (gram) Massa Sulfur (gram) Massa Tembaga (II) Sulfida (gram)
1
2
3
4
18
28
8
8
2
3
4
5
6
9
12
12

Berdasarkan data tersebut, perbandingan massa tembaga dan massa sulfur dalam tembaga (II) sulfida adalah ….

A.   1 : 1
B.   1 : 2
C.   2 : 1
D.   2 : 3
E.   3 : 2



Pembahasan

Menurut Hukum Kekekalan Massa yang disampaikan oleh Antoine Lavoisier, massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama. Berpedoman pada hukum tersebut, percobaan pada tabel di atas yang memenuhi hanyalah percobaan nomor 3.

massa tembaga + massa sulfur = massa tembaga (II) sulfida
     8 gram         +       4 gram   =       12 gram

Percobaan yang lain merupakan reaksi berlebih, artinya akan terdapat sisa pereaksi pada akhir reaksi.

Sedangkan menurut Hukum Perbandingan Tetap (hukum Proust), perbandingan massa unsur dalam suatu senyawa adalah tetap. Sehingga perbandingan massa tembaga dan sulfur dalam senyawa tersebut adalah

massa tembaga : massa sulfur = 8 : 4
                                             = 2 : 1

Jadi, perbandingan massa tembaga dan massa sulfur dalam tembaga (II) sulfida adalah 2 : 1 (C).

Soal tentang Hukum Dasar Kimia UN 2013

Sebanyak 10,8 gram logam aluminium habis bereaksi dengan 9,6 gram oksigen dalam ruang tertutup membentuk aluminium oksida menurut persamaan reaksi:

4Al (s) + 3O2 (g) → 2Al2O3 (s)

Massa aluminium oksida yang dapat terbentuk sebanyak …. (Ar Al = 27, O = 16)

A.   3,6 gram
B.   10,8 gram
C.   13,0 gram
D.   20,4 gram
E.   102,0 gram

Pembahasan

Karena disebutkan ‘habis bereaksi’ maka reaksi tersebut telah memenuhi hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier). Reaksi tersebut tepat bereaksi, tidak ada sisa sedikit pun sehingga massa aluminium oksida yang dihasilkan merupakan penjumlahan langsung dari pereaksinya.

Artkel Terkait  Jelaskan pentingnya mengatur perencanaan pola istirahat!

massa Al2O3 = massa Al + massa O2
                     = 10,8 gram + 9,6 gram
                     = 20,4 gram

Jadi, massa aluminium oksida yang terbentuk adalah 20,4 gram (D).

Soal tentang Hukum Dasar Kimia UN 2012

Pada reaksi antara logam magnesium sebanyak 10 gram dengan 6 gram oksigen sesuai persamaan reaksi:

2Mg (s) + O2 (g) → 2MgO (s)

Ternyata dari percobaan dihasilkan 15 gram magnesium oksida dan sisa logam magnesium sebanyak 1 gram. Kenyataan ini sesuai hukum …. (Ar Mg = 24, O = 16)

A.   Dalton
B.   Lavoisier
C.   Boyle
D.   Proust
E.   Gay Lussac



Pembahasan

Adanya sisa magnesium 1 gram menunjukkan bahwa antara magnesium dan oksigen mempunyai perbandingan 9 : 6 atau 3 : 2. Penambahan massa di luar perbandingan tersebut tidak akan ikut bereaksi dan akan menjadi sisa reaksi.

Jadi, kenyataan tersebut sesuai dengan hukum Perbandingan Tetap atau hukum Proust (D).

Soal tentang Hukum Dasar Kimia UN 2009

Pembakaran sempurna gas asetilen dapat ditulis seperti berikut:

C2H2 (g) + O2 (g) → CO2 (g) + H2O (g)     (belum setara)

Jika reaksi dilakukan pada tekanan yang sama maka perbandingan volume C2H2 : O2 adalah ….

A.   1 : 2
B.   1 : 4
C.   1 : 5
D.   2 : 2
E.   2 : 5

Pembahasan

Hukum Gay-Lussac menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan volume gas-gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi merupakan bilangan bulat sederhana. Hukum ini dikenal juga dengan hukum Perbandingan Volume.

Perbandingan volume tersebut ternyata mempunyai kesetaraan dengan perbandingan koefisien pereaksi dan hasil reaksi. Nah, berarti kita tinggal menyetarakan reaksi tersebut.

2C2H2 + 5O2 → 4CO2 + 2H2O

Cara menyetarakan reaksi bisa dipelajari di Pembahasan Kimia UN: Persamaan Reaksi Sederhana.

Berdasarkan persamaan reaksi yang sudah setara tersebut diperoleh

    volume C2H2 : volume O2
= koefisien C2H2 : koefisien O2                                       
= 2 : 5

Jadi, perbandingan volume asetilen (etena) dan oksigen adalah 2 : 5 (E).

Artkel Terkait  Kuat Medan Listrik dan Potensial Listrik

Soal tentang Hukum Dasar Kimia UN 2011

Tahap awal pembuatan asam sitrat dalam industri melibatkan reaksi oksidasi amonia yang menghasilkan nitrogen monoksida dan uap air menurut reaksi berikut ini:

4NH3 (g) + 5O2 (g) → 4NO (g) + 6H2O (g)

Volume nitrogen monoksida yang dihasilkan pada reaksi 6 liter gas amonia (P.T) adalah ….

A.   4 liter
B.   6 liter
C.   10 liter
D.   12 liter
E.   14 liter

Pembahasan

Karena perbandingan volume setara dengan perbandingan koefisien maka volume nitrogen monoksida (NO) dapat ditentukan dengan membandingkan koefisiennya dengan koefisien spesi yang diketahui volumenya, yaitu amonia (NH3).

volume NO = 4/4 × volume NH3
                   = 1 × 6 liter
                   = 6 liter

Jadi, volume nitrogen monoksida yang dihasilkan pada reaksi tersebut adalah 6 liter (B).

Pembahasan soal Hukum Dasar Kimia yang lain bisa disimak di:
Pembahasan Kimia UN 2014 No. 5
Pembahasan Kimia UN 2015 No. 7
Pembahasan Kimia UN 2016 No. 9
Pembahasan Kimia UN 2016 No. 13
Pembahasan Kimia UN 2017 No. 12 -14
Pembahasan Kimia UN 2018 No. 5
Pembahasan Kimia UN 2019 No. 5

Simak juga, Pembahasan Kimia UN: Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit.

Dapatkan pembahasan soal dalam file pdf  di sini.

Terimakasih

Semoga Bermanfaat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *