Untuk Pembelajaran selanjutnya…
Dalam perkembangannya, konsep sejarah mendapati suatu pengertian baru yang mana setelah terjadi percampuran antara penulisan kronik yang ketat secara kronologis dan narasi-narasi sejarah yang bebas tidak terikat. Pada eran abad pertengahan dikenal dengan biografi yang juga disebut vitae. Kelak kita ketahui sebagai penulisan biografi, khususnya biografi orang besar, sehingga sejarawan Inggris Thomas Carlyle (1841) mengatakan bahwa sejarah sebagai ‘riwayat hidup orang-orang besar atau pahlawan’ semata. Tanpa mereka tidak ada sejarah. Sehingga muncullah ada istilah dari Latin “Historia Magistra Vitae” yang artinya Sejarah adalah Guru Kehidupan. Dan bagi penulis pribadi sejarah itu adalah suatu identitas, ya identitas suatu bangsa ataupun suatu Negara. Begitupun bagi skala kelompok baik itu kelompok kecil ataupun kelompok besar. Betapa pentingnya sejarah dan manusia untuk mencari dan menemukan suatu hal yang patut kita kaji.
Sejarah bukan hanya saja untuk dan menceritakan orang-orang besar saja, seperti halnya Alexandre The Great, Hayam Wuruk, Gajah Mada, Sri Baduga Maharaja, Sultan Agung, Teuku Umar, Soekarno, Moh. Hatta, dan lain sebagainya. Melainkan juga membahas kelompok masyarakat yang lainnya, bahkan untuk orang-orang kecil yag ikut terlibat juga berkontribusi bagi perkembangan sejarah suatu bangsanya. Kelak akan kita ketahui bahwa sejarah yang menceritakan orang-orang kecil kita kenal dengan kajian Sejarah Sosial.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sejarah merupakan ilmu tentang manusia. Namun, juga bukan cerita tentang masa lalu manusia secara keseluruhan. Demikian pula dengan manusia yang menjadi obyek penelitian antropologi, seperti hasil penelitian Steve Olson dalam Mapping Human History (2006) yang berhasil melacak asal usul manusia modern di empat benua dan penyebarannya di seluruh dunia selama lebih dari 150.000 tahun silam. Hal ersebut bukanlah sejarah.
Sejarah adalah pengalaman, ingatan, pengetahuan, dan hasil cipta manusia yang diceritakan kembali. Manusia memiliki peran sentral dan utama dalam perkembangan sejarah, oleh karena itu manusialah yang berperan menciptakan dan membuat peristiwa-peristiwa sejarah melalui kecakapan berpikir dan bertutur yang baik. Suatu peristiwa sejarah karena mengandung unsur peristiwa yang dialami oleh manusia. Sejarah dalam konteks ini adalah sejarahnya manusia bukan sejarahnya binatang ataupun peristiwa alam. Sehingga manusia sangat menentukan dalam peristiwa sejarah. Peristiwa sejarah yang dikaji berbeda antara satu dengan yang lain, bisa jadi peristiwa sejarah yang berlangsung dengan singkat atau berlangsung lama, bisa dalam lingkup sederhana maupun kompleks, dan juga tergantung tingkat akal budi manusia dan lingkungan.
Secara umum, hanya beberapa manusia saja yang disebut atau dikisahkan dalam sejarah, bahkan ada pepatah dari Barat yang menyatakan bahwa “History has been written by the victors”, sejarah ditulis oleh para pemenang (penguasa). Pepatah ini pun menimbulkan sebuah persepsi bahwa sejarah mungkin saja tidak benar atau tidak valid karena ditulis menurut sudut pandang para pemenang atau penguasa. Sejarah seharusnya menjadi sebuah peristiwa yang ditulis atas dasar kebenaran/keabsahan cerita dan unsur-unsur sejarahnya. Sejarah bukan hanya ditulis untuk memperkuat kedudukan dan legitimasi seseorang namun lebih untuk mengungkapkan nilai dan makna sesungguhnya dari peristiwa masa lalu. Manusia dalam menuliskan dan menceritakan sejarah seharusnya tidak hanya melihat dari satu sisi, namun harus melihat dari berbagai sumber berbeda. Dengan demikian akan didapatkan peristiwa sejarah yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
Sperti halnya yang dikemukakan oleh Muhammad Ali ; Manusia dan sejarah tidak dapat dipisahkan, sejarah tanpa manusia adalah khayal. Manusia dan sejarah merupakan kesatuan dengan manusia sebagai subyek dan obyek sejarah. Bila manusia dipisahkan dari sejarah maka ia bukan manusia lagi, tetapi sejenis mahluk biasa, seperti hewan (Ali 2005:101). Secara keseluruhannya manusia menjadi penggerak sejarah atau peristiwa hidupnya dalam rangka mewujudkan perubahan dan kemajuan yang dicita-citakannya. Perannya dalam peristiwa sejarah tak ayalnya seperti pemeran utama dalam suatu drama, dengan kata lain sejarah adalah sejarahnya manusia.
Berikut beberapa kutipan dari Muhammad Ali terkait manusia dan sejarah;
“Di sini ingatan manusia memegang peranan penting. Ingatan itu digunakan manusia untuk menggali kembali pengalaman yang pernah dialaminya. Mengingat berarti mengalami lagi, mengetahui kembali sesuatu yang terjadi di masa lalu. Namun ingatan manusia terbatas sehingga perlu alat bantu yaitu tulisan yang berfungsi untuk menyimpan ingatannya. Dengan tulisan, manusia mencatat pengalamannya. Pengalaman yang dialami manusia, dituturkan kembali dengan menggunakan bahasa (Ali 2005:101)
Sejarah merupakan pengalaman manusia dan ingatan manusia yang diceritakan. Dapat dikatakan bahwa manusia berperan dalam sejarah yaitu sebagai pembuat sejarah karena manusia yang membuat pengalaman menjadi sejarah. Manusia adalah penutur sejarah yang membuat cerita sejarah sehingga semakin jelas bahwa manusia adalah sumber sejarah (Ali 2005:102)
Manusia dan sejarah tidak bisa kita pisahkan, karena sperti satu kesatuan utuh lengkap dan saling melengkapi satu sama lainnya. Secara biologis manusia adalah makhluk hidup yang Allah anugrahi akal budi yang unggul dibanding dengan makhluk hidup lainnya. Dengan akal-budinya manusia mampu mengingat, merefleksikan pengalaman hidupnya, serta memiliki harapan dan cit-cita yang pastinya akan direalisasikan dalam kehidupan nyatanya demi suatu perkembangan juga kemajuannya. Tak lupa bahwa sejarah itu meneliti dan menceritakan riwayat dan perjalanan hidup manusia. Riwayat itu dialami, diceritakan, dibaca oleh manusia. Oleh karena itu, manusia menjadi pencipta, pelaku, penutur, dan sekaligus sebagai sumber sejarah.
Gambar dari kiri ke kanan adalah Frans Mendur, Alex Mendur,(Mendur bersaudara merupakan fotografer yang mengabadikan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia) dan Soekarno (Proklamator Indonesia). Merupakan tindakan-tindakan orang besar, inovasi, atau penemuan dibidangnya yang mempengaruhi gerak sejarah seperti para tokoh diatas.
Dalam proses gerak dan pergerakan sejarah, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa lingkungan alam ikut mempengaruhi sejarah manusia, misalnya dalam bentuk keadaan iklim, kandungan sumber daya alam, serta bencana alam. Seperti contohnya di Indonesia yang memiliki Iklim Tropis, tanah yang subur, serta berlimpahnya sumber mata air ikut membentuk corak kehidupan masyarakat, seperti halnya mata pencaharian, system kepercayaan dan religi, pandangan juga falsafah hidup, dan teknologi. Disamping itu juga, pengaruh lingkungan fisik atau alam terhadap sejarah manusia tampak dalam sistem mata pencahariannya. Contohnya, masyarakat tinggal di daratan tinggi sampai rendah yang subur memanfaatkan alam (tanah) untuk bertani dan berkebun. Kemudian masyarakat yang tinggal di daerah pesisir memanfaatkan alam (laut) untuk menangkap ikan dan hasil bumi yang lainnya.
Ada beberapa faktor yang mampu mempengaruhi sejarah manusia, untuk faktor ini hanya dipaparkan saja karena ada sub bagian khusus di artikel selanjutnya, Insha Allah. Adapun faktornya antara lain ;
- Faktor Internal
Secara kasarnya faktor internal itu adalah faktor penentu perubahan yang berasal dari manusia itu sendiri. Faktor internal ini meliputi ; Perubahan penduduk, penemuan-penemuan baru, konflik dalam masyarakat, dan pemberontakan. - Faktor Eksternal
Faktor eksternal itu adlah faktor perubahan yang berasal dari luar kehendak manusia itu sendiri untuk berubag, melainkan perubahan tersebut secara langsung maupun tidak langsung karena pengaruh dari luar. Berikut yang meliputi faktor eksternal; Kondisi alam, peperangan, pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
Namun faktanya manusia itu sendiri dapat mengatasi dampak-dampak merusak dari perilaku alam, sebagiannya bahkan terjadi karena perilaku manusia itu sendiri. Artinya, lingkungan alam tidak menentukan gerak sejarah manusia. Lingkungan alam hanya mempengaruhi sejarah manusia, tidak menggerakan sejarah manusia. Mengutip dari salah satu karya sastra Yunani Kuno yang berjudul History of The Peloponnesian War (Sejarah Perang Peloponesia), menyatakan bahwa manusialah yang membuat perubahan, bukan dewa. Jadi dari dua penyataan tersebut bahwa manusialah yang menggerakan sejarah. Sebelum itu pula, diyakini bahwa sejarah itu digerakan oleh hukum alam atau kekuatan adiduniawi. Kekuatan itulah yeng menggerakan manusia dan sejarahnya, dan manusia mengikutinya secara pasif. Ibaratnya manusia adalah sebuah wayang dan hukum alam serta kekuatan adiduniawi ini sebagai dalangnya. Dalang mengendalikan dan mengarahkan gerak-gerik manusia (aktif), sedangkan manusianya itu sendiri seperti wayang yang mengikuti rencana dan kehendap dari dalang (Pasif).
Kita yakini bahwa manusia itu adalah pelaku sekaligus pembuat sejarah. Pembuat sejarah manusia seperti itu pada dasarnya merupakan gambaran tentang bagaimana cara manusia bereksepsi dalam kehidupannya di dunia ini. Pemahaman tentang manusia dan sejarah amat penting bagi kita dalam kaitanya dengan usaha untuk membangun kesadaran sejarah. Kesadaran sejarah mengandung arti :
- kesadaran akan pentingnya dan berharganya waktu untuk di manfaatkan sebaik-baiknya.
- kesadaran akan terjadinya perubahan yang berlangsung secara terus menerus sepanjang kehidupan umat manusia.
- kesadaran akan pentingnya kemampuan untuk mengidentifikasi nilai-nialai yang terkandung dalam suatu peristiwa sejarah.
Kesadaran sejarah yang kita miliki memungkinkan kita untuk selalu berjuang mencapai kehidupan yang semakin sempurna. Sama seperti halnya perjuangan bangsa Indonesia dalam mempersiapkan kemerdekaan, menyatakan kemerdekaan, dan sekaligus mempertahankan kemerdekaan merupakan sebuah peristiwa sejarah yang hanya mungkin terjadi karena para pejuang kita memiliki kesadaran sejarah. Kesadaran sejarah yang kita miliki memang akan memberikan bekal kepada kita untuk membangun konsep bahwa manusia adalah makhluk pejuang dan sekaligus makhluk pembangun. Oleh karena itu, manusia adalah makhluk historis.
Pada dasarnya manusia dalam proses sejarah selalu menempatkan dirinya sebagai objek sekaligus subjek sejarah. Keberadaan manusia sebagai makhluk sejarah, tidak dapat dilepaskan dari kemampuan manusia menciptakan dunianya. Heraty mengungkapkan, bahwa manusia mampu menciptakan dunia kultural, suatu Lebenswelt. Melalui kemampuan merenung yang dimiliki manusia dapat menciptakan dunia Eigenwelt, dunia batin. Melalui dimensi Eigenwelt, manusia tidak hanya dapat mengambil jarak dengan sesuatu di luar dirinya. Manusia juga dapat mengambil jarak dengan dirinya sendiri. Objek sejarah yaitu perubahan atau perkembangan aktivitas manusia dalam dimensi waktu (masa lampau). Pelaku sejarah merupakan orang yang terlibat secara langsung dalam suatu peristiwa sejarah, sementara saksi sejarah merupakan orang yang mengetahui suaru peirtiwa sejarah meskipun tidak terlihat secara langsung (Kuntowijoyo, 2005:6). Manusia adalah pelaku sekaligus pembuat sejarah. Historisitas manusia seperti itu pada dasarnya merupakan gambaran tentang bagaimana cara manusia berekstensi dalam kehidupannya di dunia ini. Kesadaran sejarah yang kita miliki meman akan memberikan bekal kepada kita untuk membangun konsep bahwa manusia adalah makhluk pejuang dan sekaligus makhluk pembangun. Oleh karena itu, manusia adalah makhluk historis.
Semoga Bermanfaat