Untuk Pembelajaran selanjutnya…
Puisi adalah karya sastra yang berisi tentang pesan-pesan tertentu yang disampaikan dengan bahasa kias, indah, dan literatif. Secara teori ada tiga jenis puisi dalam teori kesusastraan: puisi lama, puisi baru, dan puisi modern. Apa pun jenis puisinya, sebuah puisi harus memiliki unsur-unsur fisik pembangun yang bisa membedakan puisi tersebut dengan karya sastra yang lain, seperti cerpen, novel, teks, dan lain-lain. Unsur-unsur fisik puisi adalah sebagai berikut:
- Majas
- Rima
- Tipografi
- Diksi
- Irama
Mari kita bahas kelima unsur-unsur fisik puisi:
MAJAS
Majas adalah gaya bahasa yang digunakan dalam puisi agar memiliki kesan berbeda dan cita rasa yang literatif. Majas-majas yang digunakan umumnya adalah majas perbandingan:
- Alegori adalah majas yang menggunakan perbandingan dengan bahasa yang lengkap dan menyeluruh.
Contoh:
Rumah tangga ini seperti perahu yang bernahkoda dan berawak yang sedang mengarungi lautan.
- Alusio majas yang menggunakan perbandingan langsung sesuatu dengan sebuah istilah/ungkapan.
Contoh:
- Jangan pernah meminjam uang kepada “lintah darat”. (Lintah darat = tukang rentenir)
- Kecantikan Ayu membuat dia dijuluki “kembang desa” di tempatnya. (Kembang desa = gadis tercantik)
- Eufemisme adalah majas yang digunakan untuk menghaluskan rasa atau situasi tertentu agar terdengar lebih sopan.
Contoh:
- Matanya kurang bisa melihat dengan baik. (Lebih halus dari “rabun”)
- Cara belajarnya kurang baik (Lebih halus dari “bodoh”)
- Hiperbola adalah majas yang melebih-lebihkan sesuatu untuk maksud tertentu (meyakinkan, mengungkapkan, dll)
Contoh:
- Hatinya hancur berkeping-keping setelah dia ditolak mentah-mentah oleh gadis pujaannya.
- Belahlah dadaku untuk membuktikan bahwa di hatiku hanya ada kamu seorang.
- Litotes adalah majas yang memiliki tujuan merendahkan rasa/nilai sesuatu untuk maksud tertentu (kesantunan, memelas, dll.)
Contoh:
- Marilah, mampir dulu ke gubuk kami yang sudah reyot ini.
- Dibandingkan dengan mantan kekasihmu, aku ini memang tidak ada apa-apanya.
- Silakan, Pak, Bu, nikmati hidangan kampung ini!
- Metafora adalah majas yang mengungkapkan perbandingan langsung karena kemiripan sifat yang mutlak.
Contoh:
- Si jago merah = api
- Anak emas = anak kesayangan
- Tangan kanan = orang kepercayaan
- Matahari = raja siang
- Rembulan = dewi malam
- Persija = Macan Kemayoran
- Kutu buku = orang yang rajin membaca buku
- Personifikasi adalah majas yang digunakan untuk memanusiakan benda yang bukan manusia/tidak bernyawa.
Contoh:
- Nyiur melambai-lambai di tepi pantai menyambut kedatangan para nelayan.
- Mentari pagi menyapa para petani yang sedang bekerja di ladang.
- Bintang menari-nari mengiringi rembulan yang sedang tersenyum.
- Simile adalah majas yang memberi perumpamaan tidak langsung dengan menggunakan kata seperti, laksana, bak, seumpama, ibarat, bagaikan, dst.
Contoh:
- Wajah Amira sangat cantik seperti bidadari yang turun dari nirwana.
- Dia menyanyi dengan merdu seolah-olah dialah Celine Dion dari Indonesia.
- Mobil tua ini melanju teramat lambat ibarat kakek renta yang sedang berjalan payah dengan tongkatnya.
- Rumahnya seumpama istana megah yang berdiri di tepi danau.
- Laju mobil itu sangat cepat bak pesawat tempur yang melesat di langit.
- Tangan bayi gemuk itu tampak besar seperti lontong yang dibungkus daun pisang.
- Laksana musisi jalanan di Kota Jakarta, Tomy berkelana dari satu sudut kota ke sudut kota yang lain sambil membawa gitar tua kesayangannya.
Perhatikan analisis puisi berikut ini!
SAHABATKU
Aku memandangmu satu, ketika kidung malam menyapaku lirih …
Aku mengharapmu satu, serupa malam terhangatkan jemu api yang merindu …
Aku mengenalmu satu, seperti belulang yang takkan hilang dalam tafsir mimpi semalam …
Aku memfatwamu satu, seolah kau ada dan takkan pergi dariku …
By Zae Arsy
Analisis:
- Ketika kidung malam menyapaku lirih = Majas personifikasi
- Serupa malam terhangatkan jemu api yang merindu = Majas simile (serupa) dan majas personifikasi (jemu apai yang merindu)
- Seperti belulang yang takkan hilang dalam tafsir mimpi semalam = Majas litotes
- Aku … aku … aku ….aku …. = Majas anafora (persamaan bunyi/kata di awal)
RIMA
Rima adalah bunyi berpola yang ada dalam sebuah puisi. Jenis dan letak rima bermacam-macam sesuai dengan selera penyair atau cara penyair tersebut ingin memberikan kesan berbeda dalam puisi ciptaannya. Ada beberapa jenis rima dalam puisi:
- Asonansi (rima vokal terbuka)
Contoh:
Rupa maha sempurna
- Aliterasi (konsonan di awal kata)
Contoh:
Bukan beta bijak berpura
- Konsonansi atau rima rangka (huruf konsonannya sama)
Contoh:
Mondarmandir
- Rima (bunyi sama pada akhir larik)
Contoh:
Jangan dikupas
Jangan dilepas
Jangan meretas
Jangan meranggas
- Disonansi (pertentangan bunyi vokal)
Contoh:
Mondar-mandir
Pontang-panting
Corat-coret
TIPOGRAFI
Tipografi adalah pengwajahan puisi atau tampilan puisi dalam media. Ada dua jenis pengwajahan puisi: umum dan kontemporer.
- Tipografi umum
Tipografi umum dari sebuah puisi adalah sama seperti tampilan-tampilan puisi pada umumnya. Perhatikan contoh tipografi umum dua buah puisi di bawah ini!
Contoh 1:
SAHABATKU
Aku memandangmu satu, ketika kidung malam menyapaku lirih …
Aku mengharapmu satu, serupa malam terhangatkan jemu api yang merindu …
Aku mengenalmu satu, seperti belulang yang takkan hilang dalam tafsir mimpi semalam …
Aku memfatwamu satu, seolah kau ada dan takkan pergi dariku …By Zae Arsy
Contoh 2:
DI NEGERI AMPLOP
Oleh : (Gus Mus)
Aladin menyembunyikan lampu wasiatnya “malu”
Samson tersipu – sipu, rambut keramatnya ditutupi topi “rapi – rapi”
David coverfil dan rudini bersembunyi “rendah diri”
Entah, andai Nabi Musa bersedia datang membawa tongkatnya
Amplop – amplop di negeri amplop mengatur dengan teratur
Hal – hal yang tak teratur menjadi teratur
Hal – hal yang teratur menjadi tak teratur
Memutuskan putusan yang tak putus
Membatalkan putusan yang sudah putus
Amplop – amplop menguasai penguasa
Dan mengendalikan orang – orang biasa
Amplop – amplop membeberkan dan menyembunyikan
Mencairkan dan membekukan
Mengganjal dan melicinkan
Orang bicara bisa bisu
Orang mendengar bisa tuli
Orang alim bisa nafsu
Orang sakti bisa mati
Di negri amplop, amplop – amplop mengamplopi apa saja dan siapa saja.
- Tipografi kontemporer
Pengwajahan puisi kontemporer adalah bentuk penyajian puisi yang berbeda dari biasanya. Termasuk dari tata letak, bentuk, dan penulisan. Pelopor puisi-puisi bertipografikan kontemporer adalah Sutadji Calzoum Bahri. Perhatikan contoh puisi bertipografikan kontemporer di bawah ini!
Gambar
Analisis:
- Perhatikan tampilan bagian kiri puisi yang berpola melancip ke arah bawah
- Perhatikan penggantian huruf dengan bilangan 4 = huruf A, 3 = huruf E, 2 = huruf S, 1 = huruf 1
- Perhatikan ada garis putus-putus untuk memberikan pola tertentu yang khusus dan tidak biasa.
DIKSI
Diksi adalah pilihan kata yang digunakan untuk memperkuat penyampaian pesan dan kesan dari penyair kepada pembaca. Perbedaan diksi dengan kosa kata lugas adalah sebagai berikut:
Kosakata biasa |
Diksi puisi |
Seperti | Seumpama, ibarat, laksana |
Matahari | Mentari |
Bulan | Dewi Malam/Rembulan |
Surga | Nirwana |
Ceritanya | Syahdan |
Sore | Senja |
Lahir | Zahir |
Bertemu | Rendezvous |
Jauhar | kecil/butiran |
IRAMA
Irama puisi berhubungan dengan suasana puisi saat dibacakan atau dideklamasikan. Puisi dengan tema tertentu dan diksi-diksi pilihan yang merujuk ke satu kesan bisa menimbulkan irama tersendiri.
Misalkan:
- Puisi dengan irama sedih
Contoh penggunaan diksi: pilu, gundah, sedih, mati, sengsara, hamba, dll.
- Puisi dengan irama gembira
Contoh penggunaan diksi: senang, riang, cinta, kasih, tertawa, tersenyum, dll.
- Puisi dengan irama heroik
Contoh penggunaan diksi: gegap gempita, darah, berperang, pahlawan, kemenangan, senjata, rela, mati, dll.
- Puisi dengan irama damai
Contoh penggunaan diksi: gunung, alam, sejuk, sentosa, bunga, taman, terlelap, dll.
- Puisi dengan irama tegang
Contoh penggunaan diksi: takut, berlari, berteriak, mengendap-endap, dll.
Perhatikan dan bacalah puisi berikut ini!
ADINDA
Dalam diam aku mencintaimu
Dalam resah aku seksa mengharapmu
Dalam pelukan malam yang gundah ku hadir tuk menari dalam mimpi-mimpi
Seperti kisah rembulan yang menyendiri, ku mainkan hatimu dengan lembut jari-jemari
Adinda, jangan berakhir kisah kita seperti melodrama lalu
Aku takut kehilangan, aku jemu sejemu-jemu
Ada puja dalam segenap doaku teruntai
Kemarilah tuk sekedar melepas penatku dengan __ (3) __
Zae Arsy
Soal No.1
Unsur fisik yang paling dominan dalam bait pertama puisi tersebut adalah …..
- Majas
- Tipografi
- Diksi
- Rima
- Irama
PEMBAHASAN :
Unsur yang paling dominan dalam bait pertama puisi tersebut adalah majas. Baris ke-3 dan ke-4 menunjukan majas personifikasi.
Jawaban A
Soal No.2
Majas yang terdapat dalam bait pertama puisi di atas adalah ….
- Hiperbola
- Simile
- Metafora
- Personifikasi
- Litotes
PEMBAHASAN :
Personifikasi adalah majas yang digunakan untuk memanusiakan benda yang bukan manusia/tidak bernyawa. Contoh:
- Dalam pelukan malam yang gundah ku hadir tuk menari dalam mimpi-mimpi
- Seperti kisah rembulan yang menyendiri, ku mainkan hatimu dengan lembut jari-jemari
Jawaban D
Soal No.3
Agar memiliki rima atau bunyi akhir yang berpola, bagian akhir larik ke-4 sebaiknya diisi dengan kata/diksi …….
- Damai
- Gundah
- Cintamu
- Permai
- Angan
PEMBAHASAN :
Kata atau diksi yang tepat untuk melengkapi bagian yang rumpang sehingga rima atau bunyi akhirnya beraturan adalah kata “damai” agar berima a-a-b-b
…….. lalu (a)
………jemu (a)
………teruntai (b)
………damai (b)
Perhatikan dan bacalah puisi berikut ini!
DERAI-DERAI CEMARA
Karya: Chairil Anwar
cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam
aku orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan lagi
hidup hanyalah menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tak diucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah
1949
Chairil Anwar, “Derai-Derai Cemara,” Kakilangit (Horison), April 2016, hlm 9.
Jawaban A
Soal No.4
Unsur yang paling dominan pada bait ke-2 puisi karya Chairil Anwar tersebut adalah ….
- Majas
- Tipografi
- Diksi
- Rima
- Irama
PEMBAHASAN :
Unsur paling dominan pada bait ke-2 puisi tersebut adalah rima karena bunyi akhir berpola a-b-a-b
……..tahan (a)
……..lagi (b)
……..bahan (a)
……..lagi (b)
Jawaban: D
Soal No.5
Larik bermajas pada larik ke-4 bait pertama puisi tersebut sama dengan majas yang terdapat pada kalimat …..
- Dialah simfoni yang selalu terpatri di hati
- Angin membelai lembut wajahmu yang nyaris tersipu malu
- Hingga nyawa berpisah dari raga, aku akan menemanimu
- Senyumlah laksana kembang seroja yang mekar di taman harapan
- Apa yang hamba lakukan belumlah maksimal
PEMBAHASAN :
Kalimat pada larik ke-4 bait pertama “dipukul angin yang terpendam” menunjukan majas personifikasi yang sama dengan kalimat pada opsi B.
- Opsi A = Majas metafora
- Opsi C = Majas hiperbola
- Opsi D = Majas simile/asosiasi
- Opsi E = Majas litotes
Jawaban B
Semoga Bermanfaat