Untuk Pembelajaran selanjutnya…
Prosa adalah karangan bebas yang berisi unsur-unsur pembentuk. Prosa dalam bahasa Indonesia dibedakan menjadi cerita pendek (cerpen) dan novel. Unsur-unsur pembentuk novel wajib disisipkan dalam sebuah prosa untuk membedakan karangan tersebut dengan jenis karangan/teks lain. Berikut ini adalah unsur-unsur dari prosa.
Quick tips:
Te.Lur Se.Tokoh. Mat.Suna.Ga |
Keterangan:
- TEma
- aLUR
- SEtting atau latar cerita
- TOKOH dan penokohan
- aMAnaT
- SUdut paNdAng
- GAya bahasa
Di bawah ini adalah penjelasan lengkap mengenai unsur-unsur pembentuk prosa (cerpen dan novel).
Tema
Tema adalah hal umum yang menjadi latar belakang isi atau cerita novel dan cerpen. Tema cerita bisa berupa agama, asmara (percintaan), persahabatan, ketuhanan, fenimisme, toleransi, pluralisme, feodalisme., rumah tangga, kesetiaan, dan lain-lain.
Contoh:
- Novel Ayat-Ayat Cinta atau Ketika Cinta Bertasbih, karya Habiburrahman El-Shirazy, bertemakan “cinta” dan “religi”.
- Novel Paris van Java, karya Remi Silado, bertemakan “sejarah” dan “percintaan”.
- Novel Laskar Pelangi, karya Andrea Hirata, bertemakan “pendidikan” dan “persahabatan”.
Alur cerita
Alur cerita disebut juga jalan cerita. Ada tiga jenis pola alur cerita: alur maju (progresif), alur mundur (regresif atau flash back), dan alur campuran, sedangkan pengaluran (plotting) terdiri dari tiga bagian: orientasi, komplikasi, dan resolusi. Di lain kasus, cerita juga bisa diakhiri koda. Perhatikan skema pengaluran di bawah ini:
- Orientasi
Orientasi merupakan permulaan cerita yang memperkenalkan latar waktu, tempat, dan tokoh-tokoh utama. Orientasi juga ditandai dengan keterangan waktu: pada zaman dahulu, dahulu kala, alkisah, syahdan, ….. Di bagian orientasi, belum ditemukan konfik cerita.
- Komplikasi
Komplikasi merupakan bagian dari cerita yang berisikan konflik cerita. Di bagian ini juga, kita bisa menentukan watak atau karakter asli dari tokoh-tokoh dalam cerita. Watak atau karakter dari tokoh dapat muncul karena adanya kerumitan permasalahan dalam cerita. Di bagian ini ada dua bagian utama, yaitu intriks (awal terjadinya masalah) dan klimaks (puncak dari kerumitan/masalah)
- Resolusi
Bagian ini berisi tentang solusi dari masalah/kerumitan yang ada di bagian komplikasi. Penurunan masalah (antiklimaks) yang ditemukan di bagian resolusi adalah bagian penting yang paling ditunggu oleh pembaca karena di bagian ini, watak baik biasanya akan berada di posisi yang menguntungkan (sebagai pemenang). Namun untuk beberapa jenis cerita, akhir cerita bisa berupa penderitaan/kesedihan (sad ending) ataupun tidak jelas/menggantung.
- Koda
Koda adalah amanat ataupun nilai kehidupan yang dapat diambil dari suatu cerita. Koda biasanya dapat diketahui setelah kita membaca keseluruhan cerita. Namun bagian koda ini bersifat opsional (boleh disertakan atau tidak).
Setting atau latar cerita
Setting atau latar cerita adalah cakupan atau ruang lingkup di mana karakter memainkan cerita. Latar cerita bisa berupa latar waktu, latar tempat, latar tokoh, dan latar suasana. Cerpen biasanya memiliki latar yang lebih sempit dan terbatas dibandingkan novel. Pehatikan tabel perbandingan di bawah ini!
No | Jenis Latar | Cerpen | Novel |
1 | Latar waktu | Seharian atau sepulang sekolah | Bisa berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bertahun-tahun |
2 | Latar tempat | sekolah, kelas, atau kantin | sekolah, rumah, kampus, jalanan, taman, rumah sakit, tempat pemakaman, pasar |
3 | Latar suasana | Tegang saja, atau gembira saja | senang, bingung. sedih, tegang, senang |
4 | Latar tokoh | dua atau tiga tokoh (tokoh baik, tokoh jahat, dan penengah) | bisa terdiri dari banyak tokoh, baik tokoh utama maupun tokoh pembantu. |
5 | Alur | sederhana atau hanya ada satu komplikasi | rumit atau cerita memiliki beberapa komplikasi+rsolusi |
Tokoh dan penokohan
Tokoh adalah orang yang bermain dalam cerita tersebut, sedangkan penokohan atau pewatakan adalah pemberian sifat atau karakter terhadap tokoh. Ada dua jenis tokoh dalam cerita:
- Tokoh utama
Tokoh utama berfungsi membentuk bipolarisasi watak yang diatur untuk berkonflik (watak baik dan watak jahat) sehingga cerita menjadi lebih menarik. Tokoh yang wataknya baik disebut “tokoh protagonis” dan tokoh yang bertentangan dengan protagonis (berwatak jahat) disebut “tokoh antagonis”.
- Tokoh pembantu
Tokoh pembantu adalah tokoh yang mengiringi tokoh utama dalam menjalankan setiap adegan dalam cerita. Tokoh pembantu dibagi menjadi beberapa jenis:
- Tokoh pembantu protagonis: tokoh berwatak baik yang membantu tokoh utama protagonis.
- Tokoh pembantu antagonis: tokoh berwatak jahat yang membantu tokoh utama antagonis.
- Tokoh tritagonis: tokoh netral dan tidak memihak tokoh utama (protagonis dan antagonis)
Amanat atau pesan moral
Amanat atau pesan moral sebuah cerita biasanya bisa kita temukan setelah kita membaca keseluruhan isi certa atau bisa juga dengan membaca bagian koda itupun jika penulis cerita menuliskan bagian ini dalam cerita. Nilai moral sebuah cerita memiliki ciri-ciri berikut ini:
- Memberikan pelajaran hidup (tentang sifat baik yang harus dilakukan manusia atau sifat buruk yang tidak boleh dilakukan manusia)
Contoh: Berbaikhatilah ke sesama mahluk ciptaan Tuhan, atau janganlah bertindak nekad jika tidak ingin merugikan diri sendiri dan orang lain.
- Tidak boleh menonjolkan kebaikan dalam hal fisik (ketampanan, kecantikan, dll.)
Contoh: Kecantikan adalah kunci keberhasilan menjadi seorang publik figur atau pilihlah calon pasangan hidup yang berwajah cantik/tampan.
- Tidak boleh menyinggung keunggulan atau kekurangan dalam hal SARA (Suku, Agama, Ras, Antargolongan)
Contoh: Pilihlah Agama ******** jika ingin hidup tentram dan makmur atau jangan dekati orang yang berkulit ******* karena akan menurunkan martabat kita sebagai bangsa *********
Sudut pandang
Sudung pandang atau point of view adalah posisi pengarang dalam cerita. Ada dua jenis sudut pandang dalam sebuah cerita: sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga.
- Sudut pandang orang pertama
Dalam hal ini, pengarang seakan-akan ikut bermain dalam cerita. Pengarang memposisikan dirinya dengan “aku”, “ku”, “saya”, atau kita”. Perhatikan contoh penggalan cerpen di bawah ini:
Aku kemudian menyusuri sungai desa ini untuk menemukan selendang merah milik Arumi yang hanyut ketika dia sedang mencuci di bebatuan di hulu sungai. Namun sayang, usahaku tidak membuahkan hasil. Aku mencoba di keesokan harinya dan berharap selendang itu segera kutemukan agar aku punya alasan unuk menemui Kembang Desa secantik Arumi.
- Sudut pandang orang ketiga
Dalam hal ini, pengarang memosisikan diri sebagai “dalang” dalam cerita. Pengarang menggunakan sudut pandang “dia”, “ia”, “-nya”, “mereka” atau “nama orang”. Perhatikan contoh penggalan cerpen di bawah ini:
Terbukti bahwa feodalisme dan kolonialisasi yang dipertontonkan kompeni tidak mengenakan buat kaum pribumi, termasuk untuk kalangan Kesultanan Jepara. Arogansi Belanda di Bumi Jepara di bawah kepemimpinan Nick Van Dijk memperlihatkan betapa kulit putih, rambut pirang, tubuh tinggi besar, dan moncong senjata bisa memonopoli sektor-sektot usaha kaum pribumi dengan sangat absolut. Harga diri pribumi rakyat Jepara juga diinjak-injak ketika dia menjadikan sebagian pribumi sebagai budak atau pekerja kasar tanpa upah sepeser pun.
Gaya bahasa
Gaya bahasa adalah bentuk penyajian bahasa yang digunakan dalam cerita. Penggunaan gaya bahasa biasanya disesuaikan dengan tema, latar belakang pendidikan sosial dan pengarang, dan target pembaca.
Perhatikan kutipan novel di bawah ini!
Secara moralitas, memang tidak diperkenankan anak perempuan untuk bepergian jauh dari keluarganya. Namun, ekonomi dan kebutuhan dapur keluarganya adalah alasan Sumarni pergi ke Jakarta untuk mencari nafkah. Berbekal ijazah SMP, ia mencoba berkelana untuk menklukan kerasnya kehidupan Ibu kota. Tampaknya, Sumarni tidak akan sendirian mengadu nasib di Ibu kota. Ia akan ditemani dua teman SMP-nya, Sarita dan Paijo yang memang memilki alasan serupa dan cukup rasional juga unutk mulai mencari penghidupan yang lebih baik di Kota para pemimpi itu.
Di suatu pagi, Sumarni, Sarita, dan Paijo sudah bersiap-siap menunggu keberangkatan bus ke arah Jakarta, dari Stasiun Hargamukti, Cirebon. Sejam kemudian bus yang ditunggu-tunggu pun tiba. Mereka bertiga berangkat dengan segudang mimpi yang membayang di benak mereka. Alangkah bahagianya, terutama bagi Sumarni, inilah pengalaman pertama dia berangkat ke Jakarta, kota yang hanya bisa ia lihat dari layar TV. |
Soal No.1
Dilihat dari segi pengaluran dalam cerita, paragraf 2 kutipan novel di atas termasuk bagian ________
- Orientasi
- Intriks
- Klimaks
- Antiklimaks
- Resolusi
PEMBAHASAN :
Bagian pangaluran yang ditunjukan pargraf 2 yaitu intriks atau mulai munculnya masalahkarena ditunjukan oleh keterangan “suatu pagi”. Namun, masalah di sana memang belum tampak, karena ada cerita lanjutan yang belum dituliskan dalam kutipan cerita tersebut.
Jawaban A
Soal No.2
Unsur yang tidak terdapat dalam kutipan novel di atas adalah ________
- Amanat
- Tokoh dan penokohan
- Tema
- Latar cerita
- Sudut pandang
PEMBAHASAN :
Amanat cerita belum tampak dalam kutipan cerita di atas karena untuk mengetahui amanat sebuah cerita kita harus membaca keseluruhan teks atau minimalnya mengetahui bagian resolusi atau koda. Kalimat pertama pada kutipan cerita di atas hanya menunjukan nilai morallitas.
Jawaban A
Soal No.3
Bukti latar tempat dalam cerita tersebut ditunjukan oleh ______
- Kalimat pertama paragraf pertama
- Kalimat pertama paragraf kedua
- Kalimat kelima paragraf satu
- Kalimat kedua paragraf pertama
- Kalimat keempat paragraf kedua
PEMBAHASAN :
Bukti latar tempat dalam cerita tersebut ditunjukan oleh kalimat pertama paragraf kedua. Di suatu pagi, Sumarni, Sarita, dan Paijo sudah bersiap-siap menunggu keberangkatan bus ke arah Jakarta, dari Stasiun Hargamukti, Cirebon.
Jawaban C
Perhatikan kutipan cerita di bawah ini!
Ketika matahari tepat berada di atas kepala, aku bergegas pergi ke arah pemandian di kaki gunung. Di sana, Ucok dan Jafar sudah menunggu dengan ban karet yang baru mereka beli dari tukang tambal ban mobil di desa sebelah dua hari yang lalu. Kita sudah tidak sabar untuk menaiki dua ban karet yang kita beli dengan patungan itu.
Sebelum aku melepaskan baju untuk merasakan sensasi dinginnya mata air kolam Gunung Bintara, Jafar berteriak ke arahku “Awas, Rom, jangan loncat dulu, lihatlah di dasar mata air itu kayaknya ada ular!” Ucok kemudian menjawab “Alah ngaco lo Far, itu cuma tambang bekas yang dari dulu juga sudah ada di sana, gue tau kok” Selintas benda yang dicurigai Jafar itu memang mirip ular tambang atau ular kadut, tetapi tidak bergerak sama sekali. Aku lalu mengambil kayu sepanjang satu meter untuk memastikan apakah itu ular atau tambang. |
Soal No.4
Bukti bahwa latar waktu cerita tersebut terjadi siang hari ditunjukan oleh ________
- Kalimat pertama paragraf 2
- Kalimat pertama paragraf 2
- Kalimat kedua paragraf 2
- Kalimat pertama paragraf 1
- Kalimat ketiga paragraf 2
PEMBAHASAN :
Bukti bahwa latar waktu cerita tersebut terjadi siang hari ditunjukan oleh kalimat pertama paragraf 1 (Ketika matahari tepat berada di atas kepala, aku bergegas pergi ke arah pemandian di kaki gunung.)
Jawaban D
Soal No.5
Sudut pandang yang digunakan pada kutipan cerpen di atas adalah _____
- Orang pertama pelaku utama
- Orang kedua
- Orang pertama pelaku sampingan
- Orang ketiga serba tahu
- Orang ketiga pengamat
PEMBAHASAN :
Sudut pandang yang digunakan pada kutipan cerpen di atas adalah sudut pandang orang pertama pelaku sampingan. Selain menggunakan kata ganti “aku”, pelaku utama “aku” juga ditemani oleh pelaku utama lain yang menjadikan peran tokoh “aku” menjadi tidak dominan.
Jawaban C
Semoga Bermanfaat