Rangkuman Materi, Contoh Soal Teks Fabel & Pembahasannya

Posted on

Untuk Pembelajaran selanjutnya…

Definisi

Teks fabel adalah suatu teks atau cerita yang mengisahkan hewan yang berperilaku seperti manusia. Jadi cerita dalam fabel dikarakterisasi oleh hewan yang mengalami masalah atau problematika layaknya manusia. Fabel termasuk cerita fiksi atau fantasi total yang disajikan secara narasi dan memiliki nilai moralitas yang sangat kental di dalamnya.

Ciri-ciri

Teks fabel memiliki ciri-ciri khusus yang bisa membedakan teks tersebut dengan teks yang lain. Berikut ini adalah ciri-ciri dari teks fabel:

  1. Cerita dikarakterisasi oleh hewan yang mengalami permasalahan hidup dan solusi untuk menyelesaikannya seperti manusia.
  2. Memiliki pesan moral yang sangat kental dibandingkan dengan jenis cerita narasi-fiksi lainnya.
  3. Tema dari cerita fabel sangat sederhana dan dapat dijumpai di kehidupan sehari-hari (biasanya seputar kehidupan sosial, persahabatan, tanggung jawab, pengkhianatan, kasih sayang, dll.)
  4. Alur bersifat progresif (maju)
  5. Bahasa yang digunakan sederhana (tidak teknis), informal, dan mudah dicerna.
  6. Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang diaan (orang ketiga)
  7. Terdapat bagian-bagian masalah, seperti intriks (permulaan masalah), klimaks (puncak masalah), dan antiklimaks (masalah menurun), serta koda (pesan moral) sebagaimana umumnya cerita teks berjenis naratif.

Struktur

Teks fabel memiliki struktur yang mirip dengan teks naratif pada umumnya. Struktur teks fabel pendek adalah: orientasi, konflik cerita/komplikasi, resolusi, dan koda (penutup)

  1. Orientasi

    Bagian orientasi berupa awal atau dimulainya cerita dalam teks fabel. Di bagian ini, terdapat latar waktu, latar tempat, dan tokoh-tokoh berkarakter hewan yang bermain dalam cerita. Orientasi biasanya ditandai dengan keterangan waktu dan tempat tak tentu:

    • Di sebuah hutan, hiduplah …..
    • Pada zaman dahulu,
    • Dahulu kala, ….
    • Alkisah, ….
    • Syahdan, …..
  2. Konflik cerita/Komplikasi

    Bagian komplikasi berisikan masalah cerita. Di bagian ini, masalah muncul secara bertahap mulai dari awal munculnya masalah, puncak masalah, dan menurunnya masalah. Masalah muncul atau diciptakan karena adanya pertemuan tokoh baik (protagonis) dan tokoh jahat (antagonis).

  3. Resolusi

    Bagian resolusi berisi tentang pemecahan masalah atau solusi atas masalah yang muncul di bagian komplikasi. Titik meredanya masalah (antiklimaks) yang ditemukan di bagian ini adalah bagian penting yang paling ditunggu oleh pembaca karena di bagian ini, watak baik biasanya akan berada di posisi yang menguntungkan (sebagai pemenang).

  4. Koda

    Bagian koda berisi pelajaran atau nilai moral yang bisa diambil dari teks fabel. Bagian koda biasanya dapat ditentukan setelah kita membaca keseluruhan isi cerita dari teks fabel. Namun bagian koda ini bersifat opsional (boleh disertakan atau tidak).

Unsur-unsur instrinsik

Teks fabel memiliki unsur-unsur tersendiri yang membangun kekhasan atau konstruksi unik yang bisa menjadi pembeda teks tersebut dengan teks lainnya. Berikut ini adalah unsur-unsur teks fabel.

  1. Tema/topik/perihal

    Tema adalah hal mendasar yang dijadikan latar belakang isi atau tema dari teks fabel. Tema dari cerita fabel sangat sederhana dan dapat dijumpai di kehidupan sehari-hari (biasanya seputar kehidupan sosial, persahabatan, tanggung jawab, dominasi, pengabdian, pengkhianatan, kasih sayang, dll.)

  2. Jalan cerita (alur)

    Alur cerita disebut juga plot atau jalan cerita. Di dalam fabel, hanya ada satu jenis plot, yaitu alur maju (progresif). Karena kompleksitas jalan ceritanya sederhana dan mudah dicerna, penggunaan variasi alur, seperti alur mundur dan alur campuran jarang atau tidak digunakan.

  3. Latar cerita (setting)

    Setting atau latar cerita dalam teks fabel adalah cakupan atau ruang lingkup di mana karakter hewan memainkan adegan demi adegan. Latar cerita bisa berupa latar waktu, latar tempat, latar tokoh, dan latar suasana. Latar yang biasanya dijadikan setting untuk teks fabel biasanya di hutan, di kebun, di sungai, di gunung, atau di laut/danau.

  4. Tokoh dan pewatakan

    Tokoh disebut juga pelaku cerita merupakan orang yang bermain dalam cerita sedangkan penokohan atau pewatakan adalah pemberian sifat atau karakter terhadap tokoh hewan dalam teks fabel. Ada dua jenis tokoh dalam cerita berjenis fabel.

    1. Tokoh protagonis

      Tokoh protagonis adalah tokoh hewan dalam fabel yang berwatak baik dan sejalan dengan pikiran pembaca. Hewan-hewan yang memiliki karakter baik dalam fabel adalah kancil, tikus, burung (merpati, pipit), kuda, kura-kura, kijang, rusa, ikan, dll.

    2. Tokoh antagonis

      Tokoh antagonis adalah tokoh hewan dalam fabel yang berwatak jahat, selalu bertentangan dengan tokoh antagonis, dan tidak sejalan dengan pikiran pembaca. Hewan-hewan yang memiliki karakter jahat dalam fabel adalah buaya, singa, harimau, burung elang, monyet, ikan hiu, ular, kalajengking, dll.

  5. Amanat atau pesan moral

    Amanat atau pesan moral dalam teks fabel biasanya ditemukan di bagian akhir cerita, di bagian koda atau resolusi. Nilai moral sebuah cerita memiliki ciri-ciri berikut ini:

    1. Menunjukan hal-hal positif dalam kehidupan sehari-hari yang bisa dipelajari atau dijadikan refleksi/pembelajaran hidup (tentang sifat baik yang harus dilakukan manusia atau sifat buruk yang tidak boleh dilakukan manusia)
    2. Tidak boleh menonjolkan keunggulan secara fisik atau penampilan, seperti ketampanan, kecantikan, kekayaan, dll
    3. Tidak boleh menghina atau menyinggung masalah SARA (Suku, Agama, Ras, Antargolongan)
  6. Sudut pandang

    Sudung pandang atau point of view adalah posisi pengarang dalam cerita. Sudut pandang yang digunakan dalam fabel hanya sudut pandang orang ketiga atau diaan. Sudut pandang orang ketiga Dalam hal ini, pengarang memosisikan diri sebagai “dalang” dalam cerita. Pengarang menggunakan sudut pandang “dia”, “ia”, “-nya”,  “mereka” atau “nama tokoh/karakter” yang dikarakterisasi oleh hewan dengan menggunakan kata sandang si dan sang.

  7. Gaya bahasa

    Gaya bahasa adalah bentuk penyajian bahasa yang digunakan dalam teks fabel.  Penggunaan gaya bahasa dalam teks fabel biasanya tidak formal, sederhana dan mudah dicerna, atau sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Artkel Terkait  Pengawetan bahan pangan secara biologis artinya bahwa pengolahan bahan pangan dengan .

Jenis teks fabel

Teks fabel memiliki jenis-jenis tersendiri yang sama populernya di kalangan masyarakat, terutama anak-anak. Berikut ini adalah jenis-jenis cerita fabel.

  1. Berdasarkan karakter tokoh

    • Fabel alami

      Dalam jenis fabel ini, karakter atau pewatakan hewan sama dengan karakter aslinya di dunia nyata. Misalnya jika karakter harimau buas, kuat, rakus, dan penyendiri di dunia nyata, maka dalam cerita fabel alami, karakter harimau digambarkan seperti itu.

    • Fabel adaptasi

      Dalm jenis fabel ini, karakter atau pewatakan hewan berbeda dengan karakter aslinya di dunia nyata. Misalnya jika karakter harimau buas, kuat, rakus, dan penyendiri di dunia nyata, maka dalam cerita fabel alami, karakter harimau bisa digambarkan lain/berbeda, misalkan, bijaksana, kuat, dan penolong, atau bahkan lucu.

  2. Berdasarkan pesan moral

    • Fabel koda

      Fabel jenis ini memiliki bagian koda yaitu bagian pesan moral secara tertulis yang ditunjukan secara langsung/gamblang oleh penulis cerita di bagian akhir. Dengan adanya koda, pembaca tidak harus menyimpulkan sendiri pesan moral yang disampaikan cerita.

    • Fabel nonkoda

      Fabel jenis ini tidak memiliki bagian koda yaitu bagian pesan moral secara tertulis yang ditunjukan secara langsung/gamblang oleh penulis cerita di bagian akhir. Dengan tidak adanya koda, pembaca harus menyimpulkan sendiri pesan moral yang disampaikan cerita.

Unsur kebahasaan

Unsur-unsur kebahasaan dari teks fabel adalah sebagai berikut:

  1. Kalimat inversi

    Kalimat inversi adalah kalimat yang berpola predikat + subjek (P+S). Gejala inversi melawan struktur umum dari kalimat yang berpola subjek + predikat (S+P). Perhatikan contoh di bawah ini!

    No Kalimat Normal Kalimat Inversi (dalam fabel)
    1 Pada zaman dahulu, seekor singa yang gagah dan pemberani hidup di hutan ini Pada zaman dahulu, hiduplah seekor singa yang gagah dan pemberani di hutan ini.
    2 Si kijang berkata, “Kamu kasihan sekali, cil!” Si kijang berkata, “Kasihan sekali kamu, cil!”
  2. Penanda waktu

    Penanda waktu yang umum digunakan untuk teks fabel adalah: Dahulu kala, suatu hari, pada zaman dahulu, alkisah, syahdan, ketika, saat, sebelum, sesudah, selanjutnya, setelah itu, dll.

  3. Kalimat langsung atau dialog dalam cerita

    Kalimat langsung dan dialog ditandai dengan tanda petik dua (“……”). Contoh:

    • Sang singa berkata,”Berani-beraninya si kancil itu menghinaku sebagai raja hutan. Akan ku beri dia pelajaran!”
    • Si monyet pun mengelak, “Aku tidak mencuri pisang itu, tetapi si kambinglah yang memakanya sendiri dengan sangat rakusnya”
  4. Kata sandang si dan sang

    Kata sandang si dan sang sering digunakan dalam fabel untuk penyertaan (determinant) karakter hewan. Misalkan: sang macan, si buaya, sang kancil, si rusa, sang tikus kota, si gajah gemuk, dll.

  5. Intejeksi (kata seru)

    Kata seru adalah kata atau frasa yang diakhiri dengan tanda seru. Contohnya: Yaa Tuhan! Awas! Wah! Aduh! Eh! Masya Allah! Allahu Akbar! Keren! Sialan! Asyik!

  6. Eksklamatoris atau ekslamasi (kalimat seru)

    Kalimat seru adalah kalimat yang diakhiri dengan tanda seru. Contohnya:

    • Sungguh gagahnya sang singa, Si raja hutan!
    • Alangkah luasnya danau ini!
    • Betapa cerdiknya sang kancil menyelesaikan masalah ini!
  7. Verba

    Verba adalah kelompok kata kerja yang biasanya menempati posisi predikat dalam kalimat. Ada beberpa jenis verba, namun verba yang digunakan dalam teks diskusi adalah verba aktif transitif dan intransitif.

    1. Verba aktif transitif

      Verba aktif transitif biasanya ditandai dengan prefiks me– dan verba transitif pastinya memerlukan objek dan bisa dipasifkan.

      Contoh:

      • Sang elang rakus mencengkram anak-anak ayam dan memakannya di angkasa.
      • Sang singa berhasil membunuh ular raksasa tersebut dengan gigitan rahangnya yang kuat dan tajam.
    2. Verba aktif intransitif

      Verba aktif intransitif biasanya ditandai dengan prefiks ter/di-/ber-/menjadi dan verba intransitif pastinya tidak memerlukan objek namun boleh ditambahkan pelengkap.

      Contoh:

      • Si monyet akhirnya termenung setelah dia dihukum oleh sang dewa langit.
      • Si ikan nemo pun berbicara dengan bahasa lantang di hadapan sang hiu yang telah menculik ibu dan saudara-saudaranya.
Artkel Terkait  Pembahasan Matematika IPA UN 2014 No. 21
Orientasi

 

Pada suatu hari, ada seekor singa yang gagah, buas, dan kuat sedang berada di tengah Hutan. Dia tampak kelelahan dan terkantuk-kantuk setelah menjelajah dan berburu seharian penuh namun tak ada hasilnya.

Komplikasi

Sang singa pun  tertidur. Namun, seekor Tikus kecil yang pemalu mendatanginya secara tak terduga, dan dengan ketakutan dan tergesa-gesa untuk pergi, berlari melintasi hidung Singa. Terbangun dari tidurnya, Singa itu dengan marah meletakkan kakinya yang besar di atas makhluk kecil itu untuk membunuhnya. “Ampuni aku!” pinta Tikus yang malang. “Tolong biarkan aku pergi dan suatu hari aku pasti akan membalas budi kamu.” Singa sangat terhibur karena berpikir bahwa Tikus mungkin bisa membantunya suatu nanti dan kalaupun sang singa memakannya sekarang, dia tidak akan merasa kenyang dengan santapan berupa tikus kecil. Akhirnya sang singa bermurah hati dan melepaskan Tikus itu.

Resolusi

Beberapa hari kemudian, saat sedang mengintai mangsanya di hutan, Singa tersebut terjerat ranjau jaring seorang pemburu. Tidak dapat membebaskan dirinya sendiri, dia mengaum dengan keras dengan raungan amarahnya. Tikus tahu suara itu dan dengan cepat menemukan sang singa yang sedang berjuang melepaskan diri dari jerat jaring. Berlari ke salah satu tali besar yang mengikatnya, dia menggerogotinya sampai terbelah, dan segera Singa itu bebas. “Kamu tertawa saat ku bilang aku akan membalas budi kamu,” kata Tikus. “Sekarang kamu lihat bahwa tikus pun yang kecil dan lemah dapat membantu seekor singa yang kuat dan gagah perkasa.”

Sang singa pun berterima kasih atas kebaikan sang tikus.

Pesan moral” Kebaikan tidak pernah sia-sia.

Soal No.1

Suatu teks atau cerita yang mengisahkan hewan yang berperilaku seperti manusia dan karakter hewan tersebut mengalami masalah atau problematika layaknya manusia disebut dengan ….

Artkel Terkait  46 Sinonim Memodali dalam Bahasa Indonesia

  1. Teks cerita fantasi
  2. Teks fabel
  3. Teks legenda
  4. Teks cerpen
  5. Teks fiksi

PEMBAHASAN :

Teks fabel adalah suatu teks atau cerita yang mengisahkan hewan yang berperilaku seperti manusia dan karakter hewan tersebut mengalami masalah atau problematika layaknya manusia

Jawaban B

Soal No.2

Berikut ini yang bukan merupakan ciri-ciri atau karakteristik dari teks fabel adalah ….

  1. Cerita dikarakterisasi oleh hewan yang mengalami permasalahan hidup dan solusi untuk menyelesaikannya seperti manusia.
  2. Memiliki pesan moral yang sangat kental dibandingkan dengan jenis cerita narasi-fiksi lainnya.
  3. Tema dari cerita sangat sederhana dan dapat dijumpai di kehidupan sehari-hari (biasanya seputar kehidupan sosial, persahabatan, tanggung jawab, pengkhianatan, kasih sayang, dll.)
  4. Alur bersifat regresif (mundur)
  5. Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang diaan (orang ketiga)

PEMBAHASAN :

Teks fabel memiliki karakteristik unik yang bisa membedakan teks tersebut dengan teks yang lain. Berikut ini adalah ciri-ciri dari teks fabel:

  • Cerita dikarakterisasi oleh hewan yang mengalami permasalahan hidup dan solusi untuk menyelesaikannya seperti manusia.
  • Memiliki pesan moral yang sangat kental dibandingkan dengan jenis cerita narasi-fiksi lainnya.
  • Tema dari cerita fabel sangat sederhana dan dapat dijumpai di kehidupan sehari-hari (biasanya seputar kehidupan sosial, persahabatan, tanggung jawab, pengkhianatan, kasih sayang, dll.)
  • Alur bersifat progresif (maju)
  • Bahasa yang digunakan sederhana (tidak teknis), informal, dan mudah dicerna.
  • Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang diaan (orang ketiga)
  • Terdapat bagian-bagian masalah, seperti intriks (permulaan masalah), klimaks (puncak masalah), dan antiklimaks (masalah menurun), serta koda (pesan moral) sebagaimana umumnya cerita teks berjenis naratif.

Jawaban D

Soal No.3

Yang bukan termasuk unsur-unsur dari teks fabel yaitu ……….

  1. Perihal atau tema cerita
  2. Pesan moral
  3. Sudut pandang orang ketiga
  4. Tokoh dan pewatakan
  5. Kelogisan antara karakter di dunia nyata dan di cerita fabel

PEMBAHASAN :

Unsur-unsur teks fabel terdiri dari tujuh: tema/perihal/topis, jalan cerita mundur atau alur regresif, setting atau latar, tokoh dan pewatakan,pesan moral atau  amanat, sudut pandang orang ketiga, dan gaya bahasa.

Jawaban E

Soal No.4

Salah satu unsur kebahasaan dari teks fabel yaitu adanya penggunaan kata sandang. Di bawah ini kalimat yang menggunakan kata sandang adalah …..

  1. Wah, betapa gagahnya sang monyet dengan baju raja itu!
  2. Aduh, jangan injak ekorku ini, nyet!
  3. Seekor gorila yang besar pun tidak akan sanggup menandingi gajah jelmaan dewa ini.
  4. Di sebuah danau, hiduplah seekor ikan yang telah kehilangan induknya dari semenjak di lahir.
  5. Sang surya tenggelam di ufuk barat.

PEMBAHASAN :

Kata sandang si dan sang sering digunakan dalam fabel untuk penyertaan (determinant) karakter hewan. Misalkan: sang macan, si buaya, sang kancil, si rusa, sang tikus kota, si gajah gemuk, dll.

Catatan: Penggunaan sang pada “Sang surya” tidak menunjukan kata sanang karena “Sang surya” sudah satu-kesatuan dan menunjukan nama diri.

Jawaban A

Semoga Bermanfaat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *