Rangkuman Materi, Contoh Soal Teks Eksplanasi & Pembahasannya

Posted on

Untuk Pembelajaran selanjutnya…

Definisi

Teks eksplanasi adalah teks yang memberi penjelasan lengkap dan terperinci tentang suatu  fenomena alam atau ilmu pengetahuan, sosial, dan budaya yang ditinjau dari sudut pandang proses (bagaimana), alasan ilmiah (mengapa), dan sebab akibat. Contoh-contoh topik teks eksplanasi adalah sebagai berikut:

  1. Fenomena alam: tsunami, gempa bumi, gunung meletus, banjir, hujan asam, hujan meteor, aurora, gerhana bulan dan matahari, terjadinya siang dan malam, fenomena 4 musim, pelapukan, sedimentasi, erosi, abrasi, fermentasi, dll.
  2. Fenomena sosial: tawuran dan kenakalan remaja, kawin kontrak, poligami, fenomena pelakor, tik-tok, dll.
  3. Fenomena budaya: tabur laut, kesodo, tahlilan, muludan (perayaan maulid nabi), takbir keliling, dll.

Tujuan

Tujuan teks eksplanasi adalah untuk memaparkan proses terjadinya suatu fenomena, baik fenomena alam atau ilmu pengetahuan, sosial, maupun budaya. Penjelasan yang dipaparkan harus bersifat ilmiah, faktual, memiliki data dan kajian, serta harus dibuktikan lewat studi ilmiah, riset, atau observasi.

Struktur teks eksplanasi

Untuk membedakan teks eksplanasi dengan teks lainnya, teks ini memiliki stuktur khusus:

  1. Pernyataan umum

    Pernyataan umum menjelaskan tentang gambaran umum mengenai topik yang akan dibahas, bisa berupa definisi, latar belakang, histori, maupun klasifikasi. Di bagian ini, aspek tanya“apa” diimplemtasikan lewat satu atau dua kalimat pembuka.

  1. Deret penjelas

    Deret penjelas dalam teks eksplanasi berbicara tentang pemaparan proses (bagaimana) terjadinya sesuatu secara rinci, alasan (mengapa) terjadinya fenomena itu secara ilmiah dan berurutan (kronologis).

  1. Interpretasi (opsional)

    Bagian ini menjelaskan tentang tanggapan atau persepsi penulis tentang topik yang sudah dibahas dari sudut pandan keilmuan yang lebih luas atau lebih mendalam.

Kaidah kebahasaan teks eksplanasi

Teks eksplanasi memiliki berbagai ciri kebahasaan khusus yang bisa membedakan teks ini dengan teks yang lainnya. Unsur-unsur kebahasaan teks eksplanasi adalah sebagai berikut:

  1. Nomina Abstrak

    Nomina abstrak adalah nomina yang tidak berwujud konkret yang  bisa menempati subjek, predikat nomina, objek, dan pelengkap. Sama seperti nomina pada umumnya, nomina abstrak dibagi menjadi dua:

    • Nomina dasar

      Nomina dasar artinya kata yang tidak mengalami gejala gramatikal atau disebut juga kata leksikal. Contohnya: cinta, upacara, kasih, banjir, sayang, gempa

    • Nomina turunan

      Nomina turunan artinya kata yang sudah mengalami gejala gramatikal seperti imbuhan atau prefiksasi. Contoh: kebahagian, percintaan, keutaamaan, pelapukan, pengikisan, pembekuan, pencairan

  2. Verba pasif dan intransitif

    Verba pasif biasanya ditandai dengan prefiks di– dan verba intransitif yang tidak memerlukan objek bisanya ditandai dengan prefiks ter-/ber-/menjadi/ke-an,

    1. Verba pasif

      Contoh:

      • Fenomena aurora itu bisa direkam atau disaksikan pada malam hari.
      • Pelapukan pada kain bisa dicegah dengan menyemprotkan cairan konsentrat pada permukaan kain.
      • Kawin kontrak tidak boleh disamakan dengan kawin siri atau kawin negara.
    2. Verba intransitif

      Contoh:

      • Bumi kemudia berotasi pada porosnya kemudian berevolusi mengelilingi matahari
      • Posisi bulan purnama terhalangi bayangan Planet Bumi sehingga terjadilah gerhana bulan.
      • Pantau akan tergerus oleh ombak siang dan malam sehingga akan menyebabkan terjadinya abrasi pantai.
  3. Konjungsi

    Konjungsi merupakan kelompok kata sambung yang berfungsi untuk memisahkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, dan klausa/kalimat dengan klausa/kalimat. Berikut ini adalah pembagian konjungsi:

    1. Konjungsi koordinatif

      Konjungsi ini memisahkan bagian-bagian yang setara:

      Contoh: dan, serta, tetapi, sedangkan, padahal, atau, jika tidak, lagipula, bahkan, di lain sisi, selain itu, dll.

    2. Konjungsi subordinatif

      Konjungsi ini memisahkan induk kalimat dan anak kalimat.

      Contoh: yang, setelah, sebelum, ketika, saat, meskipun, walaupun, karena, sebab, bahwa, agar, supaya, jika, andai, dll.

    3. Konjungsi korelatif

      Konjungsi ini memiliki korelator atau konjungsi lain yang berpasangan.

      Contoh:

      • Baik_____maupun______
      • Entah ______entah_______
      • Tidak hanya _______namun juga ________
      • Apakah _______atau________
      • Tidak hanya________tetapi juga_______
      • Bukan_______melainkan_______
  4. Kalimat simpleks dan kompleks

    Kalimat simpleks adalah kalimat tunggal yang hanya memilikisatu subjek dan satu predikat, sedangkan kalimat kompleks atau kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki dua kausa (S+P) yang dipisahkan oleh konjungsi.

    Contoh kalimat simpleks:

    1. Inggit melakukan penelitian di laboratorium.
    2. Tsunami Aceh 2004 adalah tsunami paling berbahaya dalam lima dekade terkahir..
    3. Pamanku peneliti geologi dari ITB.

    Contoh kalimat kompleks:

    1. Anto menghubungi Budi, tetapi Budi tidak menjawab panggilannya.
    2. Meskipun udara cukup dingin, kita memutuskan untuk tidak mengenakan jaket.
    3. Saya pernah ke Chicago dan mengunjungi beberapa situs bersejarah.
  5. Keterangan waktu

    Keterangan waktu berhubungan dengan periode, tempo, durasi, dll. Contohnya adalah ketika ……, saat ….., pada malam hari, pada tahun 1290, setiap malam, pagi hari, besok sore, dll.

    Contoh:

    • GErhana matahari total hanya bisa disaksikan pada siang hari ketika cuaca sedang cerah.
    • Ketika anak-anak sudah mulai bertransisi dari usia anak-anak ke usia remaja, mereka akan memiliki kecenderungan untuk mendominasi.
    • Pada tahun 1986, Gunung Galunggung di Tasikmalaya meletus dan menyebabkan ribuan orang meninggal dan ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal.
Artkel Terkait  30 Sinonim Inkonsistensi dalam Bahasa Indonesia

Perhatikan contoh teks teks eksplanasi tentang fenomena alam di bawah ini!

FENOMENA TSUNAMI

Pernyataan Umum

Pada dasarnya, kebanyakan gelombang laut terbentuk karena angin atau pasang surut dan hal ini sering kita lihat ketika kita berkunjung ke pantai, tetapi gelombang tsunami memiliki penyebab yang berbeda sama sekali dengan gelombang yang sering kita lihat.

Secara etimologi, kata “Tsunami” berasal dari bahasa Jepang yang artinya “gelombang pelabuhan”, namun istilah itu tidak merepresentasikan fenomena tsunami di dunia nyata yang faktanya lebih dari sekedar gelombang pelabuhan biasa. Mungkin istilah yang lebih akurat adalah “gelombang laut seismik”.

 

Deret penjelas

Umumnya tsunami terbentuk karena gempa bumi bawah laut. Saat gempa bumi bawah laut terjadi, lempeng dasar laut akan bergerak secara vertikal (ke atas dan / atau ke bawah) secara tiba-tiba. Saat gerakan ini terjadi, tekanan balik air muncul dan bergerak secara masif menuju ke permukaan laut. Hal inilah yang menjadi awal terjadinya tsunami.

Tekanan air yang memuncah ke atas permukaan laut dalam skala yang sangat masif akan menimbukan  gelombang longitudinal yang bergerak ke semua arah. Pada titik ini amplitudo sangat rendah karena terletak di perairan dalam (gempa bumi di garis pantai jarang menyebabkan tsunami). Tsunami di perairan terbuka biasanya lebih pendek dari 0,5 meter (15 inci). Namun, propagasi tsunami di lepas pantai menunjukkan variasi panjang gelombang dan amplitudo yang berbeda dibandingkan dengan yang di tengah lautan. Saat gelombang tsunami mulai bergerak menuju pantai, ada beberapa perubahan propagasi di mana kondisi kedalaman laut menjadi lebih dangkal yang berimplikasi pada naiknya ketinggian gelombang tsunami dan memendeknya amplitudo gelombang tsunami. Inilah alasan utama mengapa gelombang ini sangat berbahaya jika mendekati pantai: Mereka membawa banyak air.  Dala kondisi tertentu, terutama di bagian terdalam lautan, tsunami dapat bergerak lebih cepat daripada jet, pada kecepatan 970 kpj (600 mph). Artinya hanya dalam beberapa jam saja sudah bisa melintasi seluruh lautan.

Tsunami tidak berhenti begitu mencapai bibir pantai. Gelombang tersebut akan segera menghantam apapun yang ada di daratan, seperti pohon-pohon, bangunan, kendaraan, bahkan orang-orang yang tidak sempat menyelamatkan diri. Energi tsunami akan habis jika gelombang tersebut sudah mencapai ketinggian tertentu di daratan dan merambah area yang lebih luas.

Tsunami bisa diakibatkan oleh faktor lain selain gempa bumi.

Dalam beberapa kasus (namun jarang terjadi), tsunami juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti letusan gunung berapi dan hantaman meteorit. Dalam semua kasus, prinsip utamanya sama – massa air bergeser dan saat mendekati garis pantai, ia mulai bertambah tinggi. Namun, mekanisme perpindahannya berbeda.

  1. Letusan gunung berapi

    Letusan gunung berapi dapat membentuk tsunami melalui dua cara, yaitu dengan guguran dinding gunung yang bisa memicu tsunami besar seperti yang terjadi pada letusan Gunung Krakatau dan dengan ledakan eksplosif dari bagian gunung yang berada di bawah laut yang memuntahkan magma skala masif yang bercampur dengan air, sehingga akan menciptakan tekanan besar yang bisa memicu gelombang tsunami.

  2. Meteorit

    Simulasi sederhananya adalah ketika kita melemparkan batu ke dalam air. Kita akan melihat  riak-riak air yang menciptakan gelombang longitudinal. Meteorit bekerja dengan cara yang hampir sama, hanya saja ia menciptakan riak-riak besar. Jenis tsunami ini sangat jarang terjadi, tetapi ada contoh pada tahun 1958 di mana gelombang seperti itu tercipta oleh batu yang jatuh di Teluk Lituya, Alaska.

Intepretasi

Tsunami tidak selalu merupakan gelombang kolosal saat datang ke pantai. Menurut USGS , “… kebanyakan tsunami tidak menghasilkan gelombang raksasa yang pecah (seperti gelombang selancar normal di pantai yang bergulung saat mendekati pantai). Sebaliknya, mereka datang seperti gelombang yang sangat kuat dan sangat cepat (yaitu, kenaikan permukaan laut lokal yang cepat). “

Sekarang, Anda seharusnya sudah memiliki gambaran yang cukup jelas mengapa tsunami begitu berbahaya. Mereka bisa sangat panjang (100 kilometer adalah panjang yang wajar), sangat tinggi (tsunami Jepang 2011 berukuran lebih dari 10 meter) dan dapat melakukan perjalanan sangat cepat tanpa kehilangan banyak energi. Gempa bumi yang jauh ke laut dapat mengirimkan beberapa tsunami dahsyat yang jaraknya ratusan atau bahkan ribuan kilometer.

Jika tidak ada bangunan yang cukup kuat untuk berlindung  dari tsunami., menjauhi pantai atau pergi ke atas bukit atau tempat yang lebih tinggi adalah hal terbaik yang dapat Anda lakukan. Jika Anda entah bagaimana berada di atas perahu atau kapal dan ada tsunami yang menghampiri Anda, mungkin lebih cerdas untuk memindahkan kapal Anda lebih jauh ke lautan yang tsunami lebih kecil. Namun, ini bisa sangat berisiko. Pantau terus radio lokal, radio laut, Radio Cuaca NOAA , atau stasiun televisi Anda selama keadaan darurat tsunami. Apa pun yang Anda lakukan, jangan sengaja pergi ke pantai untuk melihat tsunami. Sungguh. Ini akan berlari lebih cepat atau lebih cepat dari Anda dan tidak aman sama sekali.‌

Artkel Terkait  Pembahasan IPA SMP UN 2018 No. 36

Soal No.1

Berikut ini yang merupakan struktur teks eksplanasi yang tepat adalah ……..

  1. Tesis, argumentasi, reiterasi
  2. Pernyataan umum, deret penjelas, interpretasi
  3. Identifikasi, klasifikasi, deskripsi bagian
  4. Definisi umum, definisi bagian, definisi manfaat
  5. Evaluasi, deskripsi, penegasan ulang 

Yang merupakan struktur teks eksplanasi ditunjukan oleh opsi B, yaitu pernyataan umum, deret penjelas, interpretasi

PEMBAHASAN :

  • Opsi A: Sturktur teks eksposisi
  • Opsi C: Stuktur teks deskripsi
  • Opsi D: Struktur teks laporan hasil observasi
  • Opsi E: Struktur teks tanggapan kritis

Jawaban B

Soal No.2

Berikut ini contoh topik yang tidak bisa dijadikan teks eksplanasi adalah ….

  1. Vandalisme
  2. Gerhana Matahari cincin
  3. Pantai Pangandaran
  4. Menstruasi pada perempuan
  5. Metamorfosis belalang

PEMBAHASAN :

Teks eksplanasi adalah teks yang memberi penjelasan lengkap dan terperinci tentang suatu  fenomena alam atau ilmu pengetahuan, sosial, dan budaya yang ditinjau dari sudut pandang proses (bagaimana), alasan ilmiah (mengapa), dan sebab akibat. “Pantai Pangandaran” tidak menunjukan fenomena alam, sosial, atau budaya.

Jawaban C

Soal No.3

Perhatikan bagian teks berikut!

Kenakalan remaja adalah fenomena sosial yang lumrah terjadi pada kehidupan remaja. Masa transisi dari anak-anak ke masa remaja menuntut mereka untuk mengekpresikan fisik dan psikis mereka kepada hal-hal positif dan negatif.

Bagian teks tersebut terdapat di bagian _________ teks eksplanasi

  1. Pernyataan umum
  2. Tesis
  3. Deret penjelas
  4. Kesimpulan
  5. Interpretasi

PEMBAHASAN :

Pernyataan umum menjelaskan tentang gambaran umum mengenai topik yang akan dibahas, bisa berupa definisi, latar belakang, histori, maupun klasifikasi. Di bagian ini, aspek tanya“apa” diimplemtasikan lewat satu atau dua kalimat pembuka.

Jawaban A

Soal No.4

Barikut ini contoh kalimat verba intransitif yang menjadi salah satu ciri kebahasaan teks eksplanasi adalah ….

  1. Bumi akan berhenti berputar jika inti gelombang magnetil yang dihasilkan inti bumi melemah.
  2. Tsunami bisa berdampak pada multikerusakan di area pantai.
  3. Pesawat hipersonik bisa melaju dengan kecepatan tujuh kali kecepatan cahaya.
  4. Petani menanam bibit jagung organik di lahan aluvial yang sangat subur.
  5. Orang-orang yang berada di pantai bisa terseret arus laut jika mereka mengindahkan imbauan pejaga pantai.
Artkel Terkait  Ga Lulus SNMPTN? Kenapa Galau, Keep Moving Guys!

PEMBAHASAN :

Verba intransitif yang tidak memerlukan objek bisanya ditandai dengan prefiks ter-/ber-/menjadi/ke-an. Opsi D yang berverba “menanam” menunjukan verba transitif.

Jawaban D

Semoga Bermanfaat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *