Rangkuman Materi, Contoh Soal & Pembahasan Pemetaan

Posted on

Untuk Pembelajaran selanjutnya…

Pengertian, Jenis, dan Fungsi Peta

Pengertian Peta

Peta berasal dari Bahasa Yunani yaitu dari kata mappa. Kata mappa memiliki arti taplak meja karena pada saat itu peta digambarkan pada kain seperti taplak meja. Dari kata mappa tersebut peta dapat juga dapat diartikan sebagai lembaran yang berisi tentang gambar sebagian atau seluruh permukaan bumi.

Secara umum peta dapat diartikan sebagai gambaran permukaan bumi yang diperkecil dengan skala tertentu menggunakan suatu sistem proyeksi sehingga dapat disajikan pada bidang datar. Teknik proyeksi adalah cara memindahan gambaran permukaan bumi yang melengkung ke bidang datar.

Jenis-Jenis Peta

Peta berdasarkan isi atau informasi yang disajikan dikelompokkan menjadi peta umum (peta ikhtisar), peta tematik, dan peta dunia.

Peta umum

Peta umum adalah peta yang menggambarkan segala sesuatu di permukaan bumi secara umum. Jenis-jenis peta umum sebagai berikut:

  1. Peta korografi: peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian kenampakkan permukaan bumi dengan ukuran skala sedang sampai kecil yaitu antara 1 : 250.000 sampai di atas 1 : 1.000.000. contoh peta korografi. Contohnya atlas.

    Sumber gambar: id.wikipedia.org
  2. Peta topografi: peta yang menyajikan relief atau bentuk permukaan bumi berupa garis-garis yang menghubungkan ketinggian dari tempat yang sama. Garis-garis tersebut disebut dengan garis kontur.

    Sumber gambar : gurugeografi.id

    Ciri-ciri garis kontur sebagai berikut:

    • Apabila garis konturnya bergerigi, menunjukkan di daerah tersebut terdapat lembah atau depresi.
    • Jika terdapat garis kontur yang sangat rapat, menunjukkan adanya patahan di daerah tersebut.
    • Semakin rapat jarak antar garis, menunjukkan relief yang semakin curam. Sebaliknya jika jarak antargaris semakin jarang menunjukkan reliefnya semakin landai.
  3. Peta dunia: peta umum yang skalanya sangat kecil karena cakupan wilayahnya yang sangat luas.

    Sumber: id.wikipedia.org

Peta Tematik

Peta berdasarkan ukuran skala, sebagai berikut:

  • Peta kadaster (peta Teknik)
    Memiliki skala antara 1 : 100 sampai dengan 1 : 5.000. Contohnya peta yang digunakan untuk perencanaan jaringan jalan dan jaringan air.
  • Peta skala besar
    Memiliki skala antara 1 : 5.000 sampai dengan 1 : 250.000. Contohnya peta yang digunakan untuk perencanaan wilayah.
  • Peta skala sedang
    Memiliki skala antara 1 : 250.000 sampai dengan 1 : 500.000. Contohnya peta provinsi.
  • Peta skala kecil
    Memiliki skala antara 1 : 500.000 sampai dengan 1 : 1.000.000. Contohnya peta negara Indonesia.
  • Peta geografi
    Memiliki skala lebih  dari 1 : 1.000.000. Contohnya peta dunia.

Fungsi dan Tujuan Pembuatan Peta

  1. Fungsi pembuatan peta adalah sebagai berikut:
    • Menggambarkan fenomena-fenomena dan bentuk-bentuk pada permukaan bumi.
    • Menunjukkan posisi atau lokasi suatu wilayah di permukaan bumi.
    • Menyajikan berbagai informasi tentang potensi di suatu wilayah tertentu
    • Memperlihatkan ukuran,luas daerah, dan jarak di permukaan bumi.
    • Sebagai bahan untuk membantu pada kegiatan penelitian
    • Sebagai alat untuk mempelajari hubungan antarfenomena geografi di permukaan bumi.
  2. Tujuan pembuatan peta sebagai berikut:
    • Untuk menganalisis data spasial
    • Untuk menyimpan informasi
    • Membantu suatu pekerjaan (konstruksi jalan, navigasi, dll)
    • Komunikasi informasi ruang
    • Membantu dalam pembuatan suatu desain

Keterampilan Dasar Membaca dan Membuat Peta

Suatu peta dibuat harus sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku secara internasional agar dapat dimanfaatkan sesuai fungsinya.

Komponen Peta

Peta yang baik juga harus memiliki informasi yang lengkap. Komponen-komponen yang harus ada pada peta yaitu:

  1. Judul peta: terletak di bagian tengah atas peta. Judul peta memuat informasi sesuai dengan isi peta.
  2. Garis tepi: garis yang terletak di bagian tepi peta dengan ujung-ujung tiap garis bertemu dengan ujung garis yang berdekatan sehingga peta terlihat lebih rapi.
  3. Orientasi: berbentuk tanda panah yang menunjuk ke arah utara, berguna untuk menunjukkan posisi dan arah suatu titik atau wilayah.

    Sumber gambar: manajemensekolah.web.id
  4. Skala peta: perbandingan jarak di peta dan jarak sebenarnya dengan satuan ukur yang sama. Skala pada peta dapat dirumuskan sebagai berikut:

    Keterangan:
    Jarak di peta = jarak objek di peta
    Jarak yang sebenarnya = jarak objek di permukaan bumi
    Bentuk penyajian skala pada peta ada 3 jenis yaitu:
    1. Skala pecahan (numerik): skala dalam bentuk angka contohnya 1 : 250.000, artinya setiap 1 cm pada peta sama dengan 250.000 cm atau 2,5 km pada ukuran sebenarnya.
    2. Skala garis (grafis): skala yang dinyatakan dalam bentuk garis bilangan.

      Sumber gambar: guruips.com
    3. Skala kalimat (skala verbal): skala yang dinyatakan dalam bentuk kalimat. Contohnya pada peta-peta buatan Inggris yaitu “ 1 inchi to 1 mile ” artinya 1 inchi di peta menyatakan jarak 1 mil di sebenarnya.
  5. Legenda atau keterangan peta: terletak di sisi kiri atau kanan bagian bawah peta, memuat keterangan simbol-simbol yang terdapat pada peta sehingga dapat mudah dipahami.
  6. Koordinat: garis astronomi (garis bujur dan garis lintang) yang ditunjukkan dengan satuan derajat.
  7. Simbol peta: digunakan untuk mewakili menampilkan informasi mengenai bumi yang sebenarnya. Syarat-syarat simbol pada peta sebagai berikut:
    1. Ukurannya kecil, agar tidak menghabiskan banyak tempat
    2. Sederhana
    3. Mudah dimengerti
    4. Jelas, sehingga tidak menimbulkan salah tafsir
    5. Bersifat umum

    Berdasarkan bentuknya terdapat tujuh kategori simbol peta yaitu:

    1. Simbol titik: menyajikan lokasi suatu tempat. Contohnya symbol kota, pertambangan, gunung, dan ketinggian (triangulasi) dari permukaan laut.
    2. Simbol garis: menyajikan data geografis. Contohnya sungai, batas wilayah, dan jalan.
    3. Simbol wilayah: menunjukkan kenampakkan suatu wilayah/ area. Contohnya rawa, hutan, dan padang pasir.
    4. Simbol aliran: menampilkan alur dan gerak suatu fenomena/ gejala.
    5. Simbol batang: membandingkan nilai suatu fenomena dengan fenomena yang lain.
    6. Simbol lingkaran: menyatakan kuantitas dalam bentuk persentase
    7. Simbol bola: menyatakan volume (isi), semakin besar ukuran bola semakin besar pula volumenya.


    Sumber gambar: pustakabelajar.com

    Berdasarkan sifatnya terdapat 2 jenis simbol, yaitu:

    1. Simbol kualitatif: fenomena digambarkan tanpa ukuran yang jelas. Contohnya persebaran penduduk dan persebaran jenis tanah.
    2. Simbol kuantitatif: menyatakan nilai suatu fenomena. Contohnya dalam bentuk arsiran atau gradasi warna.

Menentukan Letak dan Toponimi

Aturan yang sudah disepakati secara umum dalam menentukan letak dan toponimi unsur geografi yaitu:

  1. Nama tempat (desa atau kota): salah satu huruf harus menempel pada lokasi desa atau kota yang dimaksud.
  2. Sungai: nama sungai diletakkan di sebelah kiri sesuai arah sungai mengalir (utara-selatan atau selatan-utara).

    Sumber ganbar: peta-kota.blogspot.com
  3. Samudra atau laut: huruf ditulis dengan ukuran besar agar memenuhi luasnya Samudra
  4. Selat atau teluk: tulisan harus mengikuti bentuk selat atau teluk
  5. Pulau: tulisan dicetak sepanjang pula
  6. Pelabuhan: tulisan berada di atas laut
  7. Pegunungan: ditulis sepanjang pegunungan
  8. Puncak gunung: ditulis melingkar setengah lingkaran
  9. Danau/ rawa: penulisan di dalam danau atau rawa
  10. Jalan raya: tulisan diletakkan di sebelah kiri jalan

Memperbesar dan Memperkecil Skala

Menghitung skala

Tidak semua peta mencantumkan ukuran skalanya. Untuk mengetahui skala yang tidak diketahui pada suatu peta dengan cara sebagai berikut:

  • Membandingkan dengan peta lain yang cakupan daerahnya sama, dapat dirumuskan sebagai berikut:

    Keterangan:
    P1 = skala peta yang sudah diketahui skalanya
    P2 = skala peta yang belum diketahui
    d1 = jarak pada peta yang sudah diketahui skalanya
    d2 = jarak pada peta yang akan dicari skalanya
  • Membandingkan suatu jarak horizontal di peta dengan jarak yang mewakilinya di peta.
  • Menghitung interval kontur dengan rumus sebagai berikut:
    CI = 12.000 x penyebut skala

Menghitung jarak sebenarnya di lapangan

Rumus untuk menghitung jarak sebenarnya yaitu sebagai berikut:

Jarak sebenarnya = jarak pada peta x skala

Jarak pada peta dapat juga diketahui dengan menggunakan benang yang dibentangkan pada peta daerah tersebut, kemudian panjang benang ukur dengan menggunakan penggaris sehingga diketahui panjangnya.

Memperbesar dan memperkecil peta

Beberapa cara untuk memperbesar dan memperkecil peta yaitu:

  1. Sistem grid
    Menghitung luas area pada peta dengan bantuan grid (garis-garis koordinat) yang disajikan dalam bentuk petak-petak persegi. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
    • Buat grid pada peta yang akan diperbesar atau diperkecil
    • Buat grid yang lebih besar untuk memperbesar peta dan buat grid yang lebih kecil untuk memperkecil peta
    • Pindahkan garis peta sesuai peta dasar ke peta baru
    • Ubah skala sesuai rencana pembesaran atau pengecilan


    Sumber gambar : portalgeograf.blogspot.com

  2. Menggunakan pantograf
    Dengan bantuan alat berupa pantograf, angka untuk memperbesar atau memperkecil peta dapat diatur sesuai yang tertera pada pantograf.

    Sumber gambar: shopee.co.id
  3. Menggunakan mesin fotokopi
    Mesin fotokopi dapat digunakan untuk memperbesar atau memperkecil ukuran peta. Hal-hal yang perlu diperhatikan setelah mengubah ukuran peta yaitu:
    • Bentuk dan ukuran peta tidak mengalami distorsi, hanya terjadi perubahan ukuran sesuai yang diinginkan.
    • Skala peta harus sesuai dengan perubahan yang diinginkan, oleh karena itu lakukan perhitungan skala grafis terlebih dahulu.

Keterampilan Membuat Peta

Tahapan-tahapan dalam proses pembuatan peta adalah sebagai berikut:

  1. Pengumpulan data
    Terdapat dua jenis data geografis yang digunakan dalam pembuatan peta yaitu:
    • Data primer: data yang diperoleh secara langsung melalui survei atau observasi di lapangan dengan cara pengamatan, pengukuran, pembuatan sketsa, dan wawancara.
    • Data sekunder: data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui perantara seperti berupa foto, peta, dan dokumentasi.
  2. Tahapan pemetaan
    Pemetaan dapat dilakukan secara manual ataupun digital.
    • Manual: menggunakan kertas kalkir/ kertas transparan, alat tulis, penggaris, Kompas, dan jangka.
    • Digital: menggunakan komputer atau perangkat lunak lainnya.
  3. Penyajian peta
    Diawali dengan penyiapan peta dasar sebagai pembuatan peta  tematik baru, kemudian penyajian data dengan cara menggambarkan simbol-simbol yang tepat sehingga mudah dipahami oleh pembaca.
  4. Penyajian dalam bentuk grafis
    Proses penginputan data yang diperoleh dari lapangan, kemudian diolah sehingga pembaca dapat memperoleh informasi dalam bentuk grafis.

    Sumber gambar: ssbelajar.net
    Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pembuatan peta sebagai berikut:
    1. Data harus disajikan secara lengkap
    2. Pembuatan peta harus rapi, indah, dan menarik
    3. Peta dapat dengan mudah dipahami pembaca
    4. Bentuk-bentuk daerah, pulau, dan benua harus digambarkan seperti bentuk aslinya di permukaan bumi
    5. Jarak yang digambarkan pada peta harus sesuai dengan jarak sebenarnya sesuai dengan skala yang telah ditetapkan
    6. Daerah yang dgambarkan pada peta luasnya harus sesuai dengan luas yan sebenarnya sesuai dengan skala yang telah ditetapkan.
Artkel Terkait  Pukulan servis yang dilakukan dengan cara cambukan (smash) disebut

Proyeksi Peta

Salah satu masalah yang dihadapi dalam proses pembuatan peta adalah cara menyajikan bidang lengkung (elipsoid) permukaan bumi yang berbentuk tiga dimensi pada bidang datar dua dimensi tanpa mengalami perubahan (distorsi). Masalah tersebut dapat diselesaikan dengan proyeksi peta, yaitu teknik matematis untuk menggambarkan permukaan bumi yang melengkung pada bidang datar.

Jenis-jenis proyeksi peta:

  1. Konform: bentuk peta harus sesuai dengan bentuk aslinya di permukaan bumi
  2. Ekuivalen: luas bidang pada peta harus sebanding dengan luas aslinya di permukaan bumi
  3. Ekuidistan: jarak pada peta harus sebanding dengan jarak aslinya di permukaan bumi

Perhatikan tabel jenis-jenis proyeksi peta berikut ini!

Dasar

Jenis Proyeksi

Keterangan

Gambar

Bidang proyeksi

Proyeksi zenital (azimuthal)

Proyeksi yang digunakan untuk menggambarkan wilayah kutub, ekuator atau antara kutub dan ekuator.

 

Sumber gambar: sumberbelajar.belajar.kemendikbud.go.id

Proyeksi kerucut (conic)

Proyeksi yang memetakan wilayah di lintang 450  (lintang tengah

 

Sumber gambar: zdocs.tips

Proyeksi silinder (cylindrical)

Proyeksi yang menyinggung daerah khatulistiwa/ ekuator

 

Sumber gambar: unud.ac.id

Garis karakter

(garis yang selalu melalui pusat bola bumi yang menjadi sumber bidang proyeksi)

Proyeksi normal/ standar

Garis karakternya berimpit dengan sumbu bumi

 

 

 

 

Sumber gambar: siswapedia.com

 

 

 

 

 

Proyeksi melintang/ oblique

Garis karakternya tegak lurus dengan sumbu bumi

Proyeksi miring/ universal

Garis karakternya membentuk sudut miring dengan sumbu bumi

 

Titik persinggungan

 

 

 

Proyeksi secan

 

Bola bumi berpotongan dengan bidang proyeksi

Sumber gambar: gurupendidikan.com

Proyeksi tangen

Bola bumi bersinggungan dengan bidang proyeksi

Sumber gambar: gurupendidikan.com

Proyeksi polysuperficial

Terdiri dari banyak bidang proyeksi

Sumber gambar: geografisku.blogspot.com

Pengindraan Jauh

Pengertian pengindraan jauh

Pengindraan jauh adalah kegiatan pencatatan, pengamatan, dan mempersepsi benda atau peristiwa di tempat yang jauh dengan menggunakan alat pengindra (sensor).

Pengertian pengindraan jauh menurut beberapa tokoh, diantaranya:

  1. American Society of Photogrametry
    Pengindraan jauh adalah pengukuran atau perolehan informasi tentang beberapa sifat objek  atau fenomena dengan alat perekam yang secara fisik tidak terjadi kontak langsung atau bersinggungan dengan objek atau fenomena yang sedang dikaji
  2. David T. Lindgren
    Pengindraan jauh adalah berbagai teknik yang dikembangkan untuk memperoleh dan menganalisis informasi tentang bumi dalam bentuk radiasi elektromagnetik.
  3. Ken’ichi Okamoto
    Pengindraan jauh didefinisikan sebagai suatu teknik untuk mengidentifikasi, mengklasifikasikan, dan menentukan objek, juga untuk memperoleh informasi tentang sifat fisik melalui analisis data pada objek yang dikumpulkan dengan menggunakan alat sensor jarak jauh.
  4. Lillesand dan Kiefer
    Pengindraan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang objek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat perekam (sensor) tanpa kontak lansung terhadap objek, daerah, atau fenomena yang dikaji.
  5. Paul J. Curran
    Pengindraan jauh yaitu memanfaatkan sensor elektromagnetik untuk merekam gambar permukaan bumi yang dapat diterjemahkan menjadi informasi yang berguna.
  6. Wilson dan Buffon
    Pengindraan jauh merupakan suatu ilmu, seni, dan teknik untuk memperoleh informasi tentang objek, area, dan fenomena dengan menggunakan sensor dengan tanpa kontak langsung dengan objek, area, maupun fenomena tersebut.

Komponen Pengindraan jauh

Komponen-komponen yang dibutuhkan dalam proses pengindraan jauh sebagai berikut:

  1. Energi, jenis energi yang digunakan untuk pengindraan jauh yaitu:
    • Gelombang elektromagnetik alamiah yang bersumber dari matahari. Sistem pengindraan jauh dengan energi matahari bersifat pasif. Contohnya pengambilan foto udara dan foto satelit.
    • Gelombang elektronik buatan dengan panjang gelombang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Sistem pengindraan jauh dengan energi buatan bersifat aktif. Contohnya sistem kerja radar.
  2. Atmosfer
    Molekul-molekul gas yang terdapat di atmosfer dapat menyerap, memantulkan, dan melewatkan radiasi elektromagnetik. Keadaan di atmosfer tersebut dapat menjadi penghalang pancaran sumber tenaga sehingga tidak dapat mencapai bumi. Selain itu juga kondisi cuaca yang berawan menyebabkan sumber tenaga tidak dapat mencapai permukaan bumi.
    Panjang gelombang yang sering digunakan dalam proses pengindraan jauh sebagai berikut:
    • Spektrum gelombang cahaya tampak (visible)
    • Spektrum gelombang cahaya inframerah
    • Spektrum gelombang mikro
  3. Objek
    Setiap objek dapat memantulkan panjang gelombang tertentu sehingga  kenampakkan permukaan bumi akan terlihat berbeda-beda pada sensor. Sensor dapat diatur untuk membaca panjang gelombang tertentu sesuai dengan kebutuhan
    Terdapat empat variasi yang digunakan untuk membedakan suatu objek sebagai berikut:
    • Variasi polarisasi: variasi pancaran gelombang elektromagnetik karena terjadinya polarisasi. Variasi ini terjadi pada spektrum gelombang mikro
    • Variasi spasial: variasi pancaran gelombang elektromagnetik karena adanya perbedaan bentuk, ukuran, dan tekstur pada suatu objek.
    • Variasi spektral: variasi pancaran gelombang elektromagnetik karena adanya perbedaan panjang gelombang. Variasi ini sering terjadi pada spektrum cahaya tampak
    • Variasi temporal: variasi pancaran gelombang elektromagnetik yang dipengaruhi fungsi waktu (harian atau musiman). Variasi ini digunakan untuk mengetahui siklus tanaman.
  4. Sensor
    Sensor bekerja dengan cara merekam gelombang elektromagnetik yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Sensor merupakan suatu alat yang digunakan untuk melacak, mendeteksi, dan merekam objek-objek di permukaan bumi dalam jangkauan tertentu.
    Kemampuan dasar yang dimiliki sensor untuk mengenali suatu objek yaitu:
    • Resolusi radiometrik: kemampuan dari sensor yang bisa membedakan objek berdasarkan sifat pemantulan atau pancaran gelombang elektromagnetiknya.
    • Resolusi spasial: kemampuan dari sensor untuk merekam objek yang berukuran kecil. Semakin kecil objek yang dapat direkam oleh sensor maka semakin baik resolusi spasialnya.
    • Resolusi spektral: kemampuan dari sensor untuk merekam rentang panjang gelombang. Jika resolusi spektral suatu sensor baik, maka semakin panjang rentang panjang gelombang yang dapat terekam.
    • Resolusi termal: kemampuan dari sensor yang dapat membedakan objek berdasarkan berdasarkan suhunya.

    Skema sistem penginderaan jauh

    Sumber gambar: geograpik.blogspot.com

    Berdasarkan proses perekamannya terdapat dua jenis sensor yaitu:

    1. Sensor fotografi, ciri-cirinya sebagai berikut:
      • Kamera yang digunakan adalah kamera dengan spektrum gelombang cahaya tampak, ultraviolet, dan inframerah.
      • Menghasilkan foto atau citra
      • Perekaman berlangsung secara kimiawi
      • Pemotretan dari pesawat udara mengasilkan foto udara sedangkan pemotretan dari antariksa menghasilkan foto satelit atau citra orbital
    2. Sensor elektrik, ciri-cirinya sebagai berikut:
      • Spektrum yang digunakan adalah sinar X sampai gelombang radio
      • Sinyal dari sensor elektrik direkam pada pita magnetik kemudian diproses menjadi data visual atau digital.

    Kendaraan yang bertugas sebagai pembawa sensor di sebut dengan wahana. Terdapat tiga kelompok wahana yaitu:

    1. Satelit yang memiliki ketinggian antara 400 km sampai 900 km dari permukaan bumi. Hasilnya berupa citra satelit.
    2. Pesawat terbang dan balon udara yang memiliki ketinggian antara 1.000 km – 9.000 km dari permukaan bumi. Hasilnya berupa  citra foto/ foto udara.
    3. Pesawat terbang yang memiliki ketinggian kira-kira 18.000 m dari permukaan bumi. Hasilnya berupa foto udara dan multispectral scanner data.
  5. Perolehan data
    Data yang diperoleh dengan menginterpretasikan foto udara secara visual dan cara numerik atau digital melalui komputer.
  6. Pengguna data
    Pengguna data dengan berbagai disiplin ilmu yang berbeda, dengan data hasil pengindraan jauh yang sama akan mendapatkan interpretasi data yang berbeda.

Jenis Citra Pengindraan jauh

Produk dari pengindraan jauh adalah citra. Citra terdiri dari citra foto dan citra non foto.

Perhatikan tabel perbedaan citra foto dan citra non foto

No.

Variabel Pembeda

Citra Foto

Citra non Foto

1

Detektor

Film

Pita magnetik, termistor, foto voltaik, foto konduktif

2

Mekanisme perekaman

Serentak

Parsial

3

Proses perekaman

Fotografi/ kimiawi

Elektronik

4

Sensor

Kamera

Non kamera, dengan pemindaian (scanning)

5

Spektrum elektromagnetik

Spektrum cahaya tampak

 

Spektra tampak dan perluasannya, termal, dan gelombang mikro

Jenis-jenis citra pengindraan jauh, yaitu:

Citra Foto

Jenis citra foto berdasarkan spektrum elektromagnetik sebagai berikut:

  1. Foto inframerah: foto yang merekam spektrum inframerah untuk membedakan kondisi vegetasi yang sehat dan tidak sehat.
  2. Foto ortokromatik: foto yang merekam spektrum dengan panjang gelombang 0,4µm – 0,56µm untuk merekam objek di bawah permukaan air jernih sampai 20m.
  3. Foto pankromatik: foto yang merekam seluruh spektrum cahaya tampak. Foto pankromatik disebut juga dengan foto udara konvensional.
  4. Foto ultraviolet: foto yang merekam spektrum ultraviolet, digunakan untuk mendeteksi tumpahan minyak di laut.

Jenis citra foto berdasarkan posisi arah sumbu kamera ke permukaan bumi sebagai berikut:

  1. Foto vertikal, adalah sebagai berikut:
    • Sumbu kamera tegak lurus terhadap permukaan bumi
    • Hanya menampilkan bagian atas saja
    • Hasil gambar seperti peta dengan skala yang konsisten
    • Gambar sering terhalang pohon dan awan
  2. Foto condong/ miring, adalah sebagai berikut:
    • Sumbu kamera menyudut terhadap garis tegak lurus ke permukaan bumi
    • Sudut condong sebesar 1000 atau lebih besar
    • Gambar tidak terhalang oleh pohon atau awan
    • Area yang terekam lebih luas dan lebih detail
    • Skala tidak konsisten sehingga susah mengukur jarak sebenarnya


    Sumber gambar: sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id

Artkel Terkait  Berikut yang harus dilaporkan dalam laporan kegiatan usaha, kecuali

Citra Non Foto

Jenis citra non foto berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, yaitu:

  • Citra inframerah termal
  • Citra radar
  • Citra gelombang mikro

Jenis citra non foto berdasarkan wahana yang digunakan, yaitu:

  • Citra dirgantara, contohnya citra inframerah termal, citra radar, dan citra MSS (multi spectral scanner).
  • Citra satelit, dibedakan menjadi:
  • Citra satelit untuk pengindraan planet
  • Citra satelit untuk pengindraan sumber daya bumi
  • Citra satelit untuk pengindraan laut
  • Citra satelit untuk pengindraan cuaca

Interpretasi Citra

Interpretasi citra merupakan proses menganalisa data atau citra hasil perekaman untuk memperoleh informasi tentang suatu objek dan daerah geografi. Unsur-unsur interpretasi citra adalah sebagai berikut:

  1. Bentuk: menginterpretasikan citra berdasarkan bentuk objeknya yang khas. Contohnya bangunan sekolah tampak berbentuk seperti huruf U, L, atau H dan gunung berbentuk seperti kerucut.
  2. Ukuran: objek pada foto udara dengan objek yang sebenarnya ukurannya berbeda karena terkait dengan skala yang digunakan.
  3. Rona: tingkat kecerahan objek pada citra hasil dari interaksi antara objek dengan spektrum gelombang elektromagnetik. Rona ada yang hitam putih dan ada yang berwarna.
  4. Tekstur: frekuensi perubahan rona pada bagian tertentu dari citra. Tingkatan tekstur sebagai berikut:
    • Halus, contohnya tekstur yang menunjukkan sabana dan stepa
    • Sedang, contohnya tekstur yang menunjukkan hutan homogen
    • Kasar, contohnya tekstur yang menunjukkan hutan hujan tropis
  5. Bayangan: memberikan gambaran mengenai bentuk dan ketinggian relatif suatu objek, selain itu juga dapat menjelaskan arah mata angin foto udara.
  6. Pola: kecenderungan bentuk suatu objek pada citra, seperti permukiman penduduk yang memiliki pola linier, terpusat, atau menyebar.
  7. Situs: letak atau kedudukan suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya, misalnya hutan bakau berada di dataran rendah.
  8. Asosiasi: kaitan suatu objek dengan objek lain, seperti area parkir berasosiasi dengan supermarket.

Langkah-langkah interpretasi citra sebagai berikut:

  1. Deteksi: langkah untuk mengetahui objek atau gejala di permukaan bumi dengan menggunakan sensor atau alat pengindraan jauh.
  2. Identifikasi (pembacaan foto): mengklasifikasikan objek yang tampak berdasarkan pengetahuan tertentu.
  3. Analisis: mengelompokkan objek yang memiliki citra yang sama berdasarkan identitas objeknya.
  4. Deduksi: pengambilan kesimpulan dan hipotesis

Manfaat citra pengindraan jauh bagi kehidupan manusia, yaitu:

  1. Membantu menganalisa perairan, iklim, dan cuaca
  2. Memberikan informasi tentang keadaan dan dan perubahan permukaan bumi
  3. Membantu memberikan gambaran mengenai daerah bencana
  4. Menyajikan model relief, dan kemiringan lereng pada suatu kenampakkan

Definisi Sistem Informasi Geografi (SIG)

Sistem informasi geografi  (SIG) merupakan sistem yang secara khusus mengelola database yang berisi data yang berasal dari citra pengindraan jauh, berisi referensi geografis, dan memiliki informasi spasial. Teknologi SIG sering digunakan untuk mengelola sumber daya, investigasi ilmiah, perencanaan pembangunan, tata guna lahan, mengidentifikasi daerah bencana, dan pembuatan peta.

Beberapa manfaat dari sistem informasi geografis, diantaranya:

  1. Membantu mempercepat proses pengambilan keputusan
  2. Mengelola data dalam format yang tepat dan jelas
  3. Menganalisis data dapat dilakukan lebih efisien
  4. Mempermudah menampilkan data yang sulit
  5. Proses pembaharuan dapat dilakukan dengan cepat
  6. Biaya lebih murah bila dibandingkan dengan survey lapangan

Definisi sistem informasi geografi menurut para ahli, yaitu:

  1. Blakemore (1989)
    Sistem informasi geografis (SIG): seperangkat komputer yang mengintegrasikan pemodelan, penyimpanan, analisis, manipulasi, dan pemetaan informasi spasial digital.
  1. Congalton and Green (1991)
    Sistem Informasi Geografis (SIG): suatu sistem untuk memasukkan, menyimpan, manipulasi, menganalisis, dan menampilkan, data geografis atau spasial yang diwakili oleh titik, garis, polygon, dll.
  1. Rowley (1995)
    Sistem Informasi Geografis (SIG): suatu sistem untuk mengumpulkan, menyimpan, mengintegrasi, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan data yang mempunyai referensi spasial dengan bumi.
  1. Demers (1997)
    Sistem Informasi Geografi (SIG): sistem pada komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, mengintegrasikan, dan menganalisis data-data yang terkait dengan permukaan bumi.
  1. Guo Bo (2002)
    Sistem Informasi Geografi (SIG): sistem teknologi informasi yang dapat menganalisis, mengumpulkan, dan menampilkan data yang spasial maupun nonspasial.

Subsistem dan Komponen SIG

Subsistem dalam Mengelola SIG

Berdasarkan definisi sistem informasi geografi, SIG dapat dipahami sebagai sekumpulan

subsistem dalam kerangka sistem utama. Empat subsistem dalam mengelolan sistem informasi geografi yaitu sebagai berikut:

  1. Subsistem masukan (input): proses pengambilan, pengumpulan, dan pengubahan data geografis ke dalam bentuk digital.

    Sumber gambar: researchgate.net
    Terdapat dua jenis data yaitu:
    1. Data spasial (keruangan): data atau informasi yang memiliki koordinat geografis. Data ini berasal dari peta analog, foto udara, dan pengindraan jauh.

      Data spasial memiliki dua model penyajian data spasial yaitu:

      • Data raster: data digital yang posisinya diwakili oleh grid. Data ini digunakan untuk memperlihatkan batas-batas yang berubah secara gradual, misalnya jenis tanah, vegetasi, dan kelembapan tanah.
      • Data vektor: memperlihatkan kenampakkan bumi dengan menggunakan vektor berupa titik, garis, dan area.


      Sumber gambar: bappeda.ntbprov.go.id

    2. Data atribut (deskripsi): data yang memberikan informasi mengenai setiap objek, fenomena, atau informasi di permukaan bumi.
      Contoh data atribut:

      Sumber gambar: gis.nuarsa.info
    3. Sumber data: berupa data lapangan, data peta, dan data pengindraan jauh.
      Data lapangan: data yang diperoleh secara langsung dari lapangan
      Data peta: data yang bersumber dari peta dalam bentuk digital
      Data pengindraan jauh: data berupa citra satelit dan foto udara
  2. Subsistem penyimpanan dan pengambilan data
    Sistem penyimpanan dan pengambilan data sudah menggunakan sistem komputer dengan melibatkan penggunaan database. Pengguna dapat melakukan pembaruan dan pengakurasian data secara cepat.
  3. Subsistem manipulasi dan analisis data
    Manipulasi data adalah proses mengubah data sehingga dapat lebih mudah untuk dibaca atau lebih terorganisasi tanpa mengubah informasi yang terkandung di dalamnya. Sedangkan analisis data dalam subsistem ini berupa analisis lebar, analisis penjumlahan aritmatika, analisis garis dan bidang. Analisis data pada SIG menggunakan metode tumpang tindih. Subsistem ini memungkinkan pengguna untuk memilih data yang dibutuhkan, setelah itu  menjalankan prosedur spasial dan atribut untuk menghasilkan data yang di inginkan.
  4. Subsistem penyajian data (output)
    Subsistem penyajian data adalah prosedur dari sistem informasi geografis (SIG) terkait informasi, disajikan dalam bentuk yang diinginkan berupa tampilan grafis dalam bentuk peta dan laporan tabular.

    Sumber gambar: materibelajar.co.id

Komponen SIG

Sistem informasi geografi (SIG) dibentuk oleh beberapa komponen sebagai berikut:

Sumber gambar: pendidik.co.id

Perangkat keras komputer

Komponen ini berguna sebagai pemberi daya komputasi dan data akses yang dibutuhkan oleh sistem perangkat lunak. Komponen ini berupa perangkat mobil atau genggam dan jaringan komputer. Untuk ukuran fisik juga daya komputasi lokal dan memori sistem disesuaikan dengan kebutuhan.

Perangkat lunak komputer

Perangkat lunak komputer meliputi fungsi utama sebagai berikut:

  • Input dan manipulasi data, meliputi penggunaan seperangkat data digital yang sudah dikumpulkan, input data terbaru hasil sensor dan observasi lapangan, serta melakukan manipulasi data seperti mengubah gambar atau peta.
  • Penyimpanan data dan manajemen basis data, agar penggunaan data lebih terstruktur dan terorganisasi, juga terkait dengan pengelolaan data agar dipahami oleh pengguna sistem.
  • Data output dan presentasi, meliputi tampilan hasil analisis untuk dimanfaatkan oleh pengguna, dapat berupa animasi, peta, tabel, grafik, dan diagram.

Manusia

Keberadaan sistem informasi geografi (SIG) sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Banyak bidang yang memanfaatkan  sistem informasi geografi tersebut seperti menganalisa penyebaran penyakit epidemik, criminal, potensi daerah (pariwisata dan sumber daya alam), dll. Oleh karena itu dibutuhkan sumber daya manusia yang ahli untuk melakukan pembaruan, penyimpanan data secara terstruktur dan terorganisasi, untuk mengoperasikan perangkat pada SIG. SIG dapat membantu pengambilan keputusan secara cepat dan tepat.

Pemanfaatan dan Penerapan Metode SIG

Bidang-bidang yang memanfaatkan sistem informasi geografi diantaranya:

Bidang sumber daya alam

Sistem informasi geografi pada bidang sumber daya alam berfungsi mengidentifikasi kesesuaian lahan untuk pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Selain itu juga untuk menganalisis daerah persebaran tambang dan perencanaan tata guna lahan.

Bidang perencanaan ruang

Sistem informasi geografi pada bidang ini berfungsi untuk merencanakan tata ruang wilayah, merencanakan pola permukiman penduduk, merencanakan tata kota, merencanakan lokasi dan relokasi industri dan pasar, juga menganalisis daerah yang rawan bencana.

Bidang kependudukan

Sistem informasi geografi  dapat menyediakan informasi kependudukan, sosial, dan ekonomi, juga sebagai sistem informasi untuk pemilihan umum.

Bidang Pendidikan

Sistem informasi geografi pada bidang pendidikan bermanfaat untuk menentukan lokasi pendidikan, sebagai sistem informasi pendidikan, dan sebagai alat bantu untuk memahami masalah-masalah geografi bagi siswa.

Bidang militer

Keberadaan sistem informasi geografi pada bidang militer sangatlah penting, sering dimanfaatkan untuk menganalisis rute-rute perjalanan logistic dan peralatan perang.

Soal No.1

Peta berasal dari Bahasa Yunani yaitu dari kata mappa yang artinya …

  1. Taplak meja
  2. Map
  3. Kain
  4. Bentang
  5. Gambar

PEMBAHASAN :
Peta berasal dari Bahasa Yunani yaitu dari kata mappa. Kata mappa memiliki arti taplak meja karena pada saat itu peta digambarkan pada kain seperti taplak meja. Dari kata mappa tersebut peta dapat juga dapat diartikan sebagai lembaran yang berisi tentang gambar sebagian atau seluruh permukaan bumi.
Jawaban A

Artkel Terkait  Pembahasan Matematika IPA UN: Sistem Persamaan Linear

Soal No.2

Peta adalah gambaran permukaan bumi yang diperkecil dengan skala tertentu. Ilmu yang mempelajari tentang peta adalah …

  1. Geografi
  2. Kartografi
  3. Kartografer
  4. Geologi
  5. Oceanografi

PEMBAHASAN :
Seni, ilmu, dan teknologi yang dipelajari dan digunakan dalam pembuatan peta adalah kartografi, sedangkan orang yang ahli membuat peta disebut kartografer.
Jawaban B

Soal No.3

Peta sangat bermanfaat karena terdapat banyak informasi di dalamnya. Yang bukan termasuk fungsi dari peta adalah …

  1. Menunjukkan arah dan jarak di bumi
  2. Menunjukkan lokasi suatu tempat
  3. Menggambarkan ketinggian suatu tempat
  4. Menggambarkan luas dan bentuk wilayah
  5. Memperlihatkan bentuk pulau-pulau

PEMBAHASAN :
Fungsi peta sebagai berikut:

  • Menunjukkan arah dan jarak di bumi
  • Menunjukkan lokasi suatu tempat
  • Menggambarkan ketinggian suatu tempat
  • Menggambarkan luas dan bentuk wilayah
  • Memperlihatkan adanya perubahan baik secara alami ataupun buatan

Jawaban E

Soal No.4

Sebuah peta agar mudah dipahami oleh pembaca harus dilengkapi dengan beberapa komponen pendukung. Yang termasuk dalam komponen peta adalah …

  1. Judul, skala, simbol, legenda, inset
  2. Daftar isi, judul, simbol, skala, garis tepi
  3. Judul, kerangka, skala, legenda, inset
  4. Daftar isi, kerangka, garis tepi, rasio
  5. Angka, simbol, judul, rasio, skala

PEMBAHASAN :
Komponen-komponen peta sebagai berikut:

  • Judul peta
  • Garis tepi
  • Angka koordinat
  • Legenda
  • Symbol
  • Inset
  • Skala
  • Orientasi
  • Sumber data peta
  • Tahun pembuatan peta
  • Lettering
  • Warna peta

Jawaban A

Soal No.5

Salah satu komponen peta yang berfungsi sebagai keterangan dari symbol-symbol pada peta adalah …

  1. Garis astronomi
  2. Judul peta
  3. Legenda
  4. Inset
  5. Orientasi

PEMBAHASAN :
Legenda adalah keterangan dari symbol-simbol yang menjadi informasi untuk memahami isi peta. Keberadaan legenda sangat penting bagi pembaca peta, legenda menunjukkan dan menggambarkan semua objek pada suatu wilayah yang dipetakan.
Jawaban C

Soal No.6

Peta umum dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu …

  1. Peta khusus dan peta non khusus
  2. Peta topografi dan peta korografi
  3. Peta iklim dan peta geologi
  4. Peta kadaster dan peta geografi
  5. Peta skala kecil dan peta skala besar

PEMBAHASAN :
Jenis-jenis peta sebagai berikut:

Berdasarkan isi peta, yaitu:

  1. Peta umum
    • Peta topografi
    • Peta korografi
  2. Peta khusus
    • Peta iklim
    • Peta geologi
    • Peta penggunaan lahan
    • Peta persebaran penduduk
    • Dll

Berdasarkan ukuran skala, yaitu:

  1. Peta kadaster
  2. Peta skala besar
  3. Peta skala sedang
  4. Peta skala kecil
  5. Peta geografi

Jawaban B

Soal No.7

Peta yang menggambarkan relief permukaan bumi disertai dengan garis-garis kontur disebut peta …

  1. Topografi
  2. Korografi
  3. Geologi
  4. Geografi
  5. Kadaster

PEMBAHASAN :
Peta topografi adalah peta yang menggambarkan relief permukaan bumi dengan menggunakan garis-garis kontur. Garis kontur adalah garis-garis pada peta yang menunjukkan perbedaan ketinggian di suatu wilayah. Peta ini memiliki skala yang besar dan sangat detail.
Jawaban A

Soal No.8

Pada komponen peta terdapat unsur warna peta. Warna hijau menggambarkan …

  1. Laut, sungai, danau
  2. Hutan, perkebunan
  3. Jalan kota, Pelabuhan, pemukiman
  4. Relief permukaan bumi
  5. Ketampakan permukaan bumi

PEMBAHASAN :
Warna pada peta memiliki maksud yang berbeda-beda yaitu:

  • Warna cokelat: relief permukaan bumi
  • Warna biru: laut, sungai, danau, dan rawa
  • Warna hijau: hutan dan perkebunan
  • Warna merah dan hitam: jalan kota, pemukiman, batas wilayah, Pelabuhan
  • Warna putih: ketampakan permukaan bumi

Jawaban B

Soal No.9

Peta dengan skala 1 : 250.000 sampai dengan 1 : 500.000 tergolong peta dengan skala …

  1. Kecil
  2. Besar
  3. Kadaster
  4. Sedang
  5. Geografi

PEMBAHASAN :
Peta berdasarkan ukuran skala, yaitu:

  • Peta kadaster
    Memiliki skala antara 1 : 100 sampai dengan 1 : 5.000.
  • Peta skala besar
    Memiliki skala antara 1 : 5.000 sampai dengan 1 : 250.000.
  • Peta skala sedang
    Memiliki skala antara 1 : 250.000 sampai dengan 1 : 500.000.
  • Peta skala kecil
    Memiliki skala antara 1 : 500.000 sampai dengan 1 : 1.000.000.
  • Peta geografi
    Memiliki skala lebih kecil dari 1 : 1.000.000.

Jawaban D

Soal No.10

Proyeksi pada peta dilakukan untuk mengurangi penyimpangan pada saat pembuatan peta. Proyeksi yang menyinggung daerah khatulistiwa disebut dengan …

  1. Proyeksi silinder
  2. Proyeksi azimuthal
  3. Proyeksi kerucut
  4. Proyeksi ekuidistan
  5. Proyeksi conform

PEMBAHASAN :
Proyeksi pada peta berdasarkan bidang proyeksinya, yaitu:

  • Proyeksi silinder: proyeksi yang menyinggung daerah khatulistiwa.
  • Proyeksi azimuthal: proyeksi yang digunakan untuk menggambarkan wilayah kutub.
  • Proyeksi kerucut: proyeksi yang memetakan wilayah di lintang 45

Jawaban A

Soal No.11

Indonesia, Brazil, dan negara-negara Afrika bagian tengah dapat digambarkan pada peta dengan menggunakan proyeksi …

  1. Kerucut
  2. Azimuth
  3. Silinder
  4. Zenithal
  5. Lingkaran

PEMBAHASAN :
Proyeksi pada peta berdasarkan bidang proyeksinya, yaitu:

  • Proyeksi silinder: proyeksi yang menyinggung daerah khatulistiwa.
  • Proyeksi azimuthal: proyeksi yang digunakan untuk menggambarkan wilayah kutub.
  • Proyeksi kerucut: proyeksi yang memetakan wilayah di lintang 450

Indonesia, Brazil, dan negara-negara Afrika bagian tengah adalah negara-negara yang berada di wilayah khatulistiwa atau ekuator atau lintang 0, sehingga dapat digambarkan pad apeta dengan menggunakn proyeksi silinder.
Jawaban C

Soal No.12

Garis yang menunjukkan titik-titik dengan tekanan atmosfer yang sama disebut …

  1. Isohyet
  2. Isobar
  3. Isoterm
  4. Isobath
  5. Isotach

PEMBAHASAN :
Beberapa isoline yang sering digunakan dalam geografi, diantaranya:

  1. Isohyet: garis yang mewakili titik-titik dengan curah hujan yang sama.
  2. Isobar: garis yang menunjukkan titik-titik dengan tekanan atmosfer yang sama.
  3. Isoterm: garis yang mewakili titik-titik dengan keadaan suhu yang sama.
  4. Isobath: garis yang mewakili titik dengan kedalaman yang sama di bawah air.
  5. Isotach: garis yang mewakili titik-titik dengan kecepatan angin yang sama.

Jawaban B

Soal No.13

Perhatikan gambar berikut ini!

Gambar tersebut menunjukkan simbol …

  1. Ketinggian wilayah
  2. Daerah perairan
  3. Pelabuhan
  4. Bandara udara
  5. Restoran

PEMBAHASAN :
Gambar di atas adalah gambar atau simbol jangkar untuk menunjukkan lokasi pelabuhan pada peta.
Jawaban C

Soal No.14

Salah satu komponen yang terdapat pada peta adalah inset. Fungsi inset pada peta adalah …

  1. Memperjelas posisi wilayah yang dipetakan
  2. Menunjukkan tahun pembuatan peta
  3. Menggambarkan relief wilayah
  4. Menunjukkan skala peta
  5. Menunjukkan arah peta

PEMBAHASAN :
Inset berfungsi memperjelas posisi suatu wilayah yang dipetakan. Terdapat dua jenis inset pada peta, yaitu:

  • Inset lokasi: memberi gambaran secara umum wilayah sekitar yang dipetakan.
  • Inset pembesaran: memperjelas wilayah yang sempit

Jawaban A

Soal No.15

Peta tiga dimensi dengan bentuk permukaannya mirip seperti yang sebenarnya disebut …

  1. Peta digital
  2. Peta datar
  3. Peta topologi
  4. Peta korologi
  5. Peta timbul

PEMBAHASAN :
Jenis peta berdasarkan bentuknya dibedakan menjadi:

  • Peta datar
    Petar datar disebut juga dengan peta dua dimensi (planimetri). Peta ini bentuknya datar dan pembuatannya pada bidang datar dengan memakai warna, simbol, dll. Contohnya dibuat pada kain.
  • Peta timbul
    Peta timbul disebut juga dengan peta tiga dimensi (stereometri). Peta ini dibuat hampir sama dengan keadaan yang sebenarnya, bentuk permukaannya sama seperti aslinya.
  • Peta digital
    Peta digital dihasilkan dari pengolahan data digital melalui bantuan komputer. Peta ini tidak ada bentuk fisiknya, hanya berupa file.

Jawaban E

Soal No.16

Pada sebuah peta jarak kota A ke kota B adalah 10 cm dengan skala 1 : 100.000. Maka jarak sebenarnya dari kota A ke kota B adalah …

  1. 1 km
  2. 10 km
  3. 100 km
  4. 1.000 km
  5. 10.000 km

PEMBAHASAN :
Jarak pada peta (Jp) = 10 cm

Skala (S) = 1 : 100.000

Jawaban B

Soal No.17

Jarak dua kota pada peta adalah 15 cm, sedangkan jarak yang sebenarnya adalah 3.000 m. Maka skala peta tersebut adalah …

  1. 1 : 200
  2. 1 : 2.000
  3. 1 : 20.000
  4. 1 : 200.000
  5. 1 : 20

PEMBAHASAN :
Jarak pada peta (Jp) = 15 cm

Jarak sebenarnya (Js) = 3.000 m = 300.000 cm


Jawaban C

Soal No.18

Sekelompok siswa ditugaskan untuk membuat sebuah peta dengan skala 1 : 20.000 dan jarak sebenarnya titik S ke titik T adalah 4 km. Maka jarak pada peta adalah …

  1. 2 cm
  2. 20 cm
  3. 200 cm
  4. 2.000 cm
  5. 20.000 cm

PEMBAHASAN :
Skala (S) = 1 : 20.000
Jarak sebenarnya (Js) = 4 km = 400.000 cm
Jp = Js x S
.    = 400.000 x (1: 20.000)
.    = 20 cm
Jawaban B

Soal No.19

Lettering adalah penggunaan huruf pada peta yang memiliki makna tertentu, misalnya penggunaan huruf kapital yang dicetak miring menandakan …

  1. Benua, provinsi
  2. Kota/ kabupaten
  3. Sungai, rawa
  4. Samudera, danau
  5. Samudera atau lautan

PEMBAHASAN :
Macam-macam lettering pada peta yaitu:

  • Huruf kapital tegak: untuk Benua dan Provinsi
  • Huruf kapital miring: untuk Samudera atau lautan
  • Huruf kapital-kecil tegak: untuk kota/ kabupaten dan nama wilayah
  • Huruf kapital-kecil miring: untuk sungai, danau, dan rawa

Jawaban E

Soal No.20

Skala numerik adalah skala berupa …

  1. Kalimat
  2. Diagram
  3. Angka
  4. Simbol
  5. Huruf

PEMBAHASAN :
Beberapa jenis skala yaitu:

  • Skala numerik: skala yang berupa angka, seperti 1 : 1.000.000.
  • Skala verbal: skala yang berupa kalimat yang menjabarkan jarak pada peta, seperti jarak setiap 1 cm pada peta mewakili 50 m pada jarak sebenarnya.
  • Skala grafis: skala yang berupa diagram (menjabarkan jarak dengan diagram)

Jawaban C

Semoga Bermanfaat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *