Penjelasan mengenai “Overload” dalam kelistrikan

Posted on

Hallo kita berjumpa kembali…

Apa sebenarnya yang dimaksud dengan istilah “Overload“, khususnya istilah dalam ilmu kelistrikan?, berikut penjelasannya.

Pada kesempatan kali ini, kita akan coba membahas mengenai “Apa yang dimaksud dengan Overload”, Apa pengertian istilah “Overload”, Apa dampak dari “Overload”, dan Alat Proteksi untuk “Overload” itu sendiri.

Pengertian “Over-Load”

apa-yang-dimaksud-dengan-overload
Apa yang dimaksud dengan “OVERLOAD”

Overload, Terdiri dari 2 (dua) kata, yang berasal dalam Bahasa inggris, yakni:

  • Over yang memiliki arti Berlebih/Melebihi
  • Load yang memiliki arti Beban/Muatan

Overload artinya Beban yang berlebih, yakni suatu kondisi dimana Suatu alat listrik yang menanggung beban dengan kapasitas beban tersebut sudah melebihi Kemampuannya.

Dalam Ilmu Kelistrikan istilah Overload biasa digunakan untuk menggambarkan berbagai Kondisi Alat atau sistem kelistrikan yang digunakan dan telah melebihi dari batas kemampuannya, sehingga hal ini tentunya akan mengakibatkan berbagai dampak atau akibat yang kurang bagus.

Istilah Overload biasa digunakan untuk Motor Listrik yang dioperasikan dengan kondisi diberi beban melebihi dari Daya atau kemampuan motor listrik itu sendiri.

Istilah Overload juga biasa digunakan untuk Generator atau pembangkit listrik, Overload disini menjelaskan kondisi Generator dioperasikan untuk Beban atau Daya yang melebihi dari Daya Generator itu sendiri.

Sebagai Contoh:
1. Jika sebuah Motor Listrik yang memiliki kemampuan maksimal 50 Ampere, kemudian diberi beban putar sebesar 60 Ampere, maka dalam kondisi seperti ini Motor listrik tersebut sudah dalam Kondisi “Overload””.

2. Saat sebuah Generator dengan Daya/kemampuan maksimalnya adalah 100Kw, dioperasikan dan diberi beban berbagai Alat listrik dengan Total Daya sebesar 110KW, Maka dalam kondisi ini Generator tersebut sudah mengalami Kelebihan beban atau “”Overload”.

Akibat dari Overload
Overload” adalah suatu kondisi yang tidak diperbolehkan dan dapat menyebabkan berbagai kerusakan pada alat yang dioperasikan karena menanggung beban yang berlebihan.

Jika suatu Motor Listrik dioperasikan dengan beban yang melebihi dari Kemampuan Motor tersebut, maka akan mengakibatkan Motor tersebut mengalami kelebihan panas atau “Overheat”, dan dalam waktu tertentu akan mengakibatkan rusaknya isolasi kawat gulungan dan Motor listrik tersebut akan rusak atau Gulungan Terbakar.

Disamping itu jika suatu Motor listrik dioperasikan dengan beban yang berlebihan, maka suhu akan meningkat melebihi batasan normal, dan akibatnya Bearing akan panas dan pelumas kering, dan berakibat Bearing akan rusak yang kemudian juga akan mengakibatkan kerusakan pada gulungan motor listrik tersebut.

Demikian juga dengan berbagai Alat listrik lainnya, jika digunakan melebihi batasan kemampuannya maka akan mengakibatkan berbagai kerusakan yang berawal dari Meningkatnya Suhu melebihi batasan normal, dan mengakibatkan Dampak kerusakan yang lebih serius.

Proteksi terhadap “Overload”
Karena dampak dari Overload ini yang dapat mengakibatkan kerusakan pada alat-alat listrik, maka diperlukan sistem Proteksi untuk mengantisipasi kerusakan yang diakibatkan oleh kondisi “Overload”, sehingga jika saat terjadi “Overload” maka proteksi akan bekerja dan melindungi Alat listrik tersebut sebelum terjadi kerusakan serius.

Thermal Overload relay
Thermal Overload Relay (T.O.R), yakni Suatu alat untuk Memproteksi keadaan “Overload” dengan mendeteksi Meningkatnya suhu yang diterimanya, dan akan memutuskan rangkaian Kontrol.

Thermal Overload Relay biasanya dipasang dalam rangkaian Panel Motor Listrik (Rangkaian “Motor Starting system”), dan memiliki prinsip kerja dalam besaran arus tertentu akan mengakibatkan suhu meningkat dan selanjutnya Bimetal didalamnya akan melengkung dan memutuskan aliran listrik menuju sistem kontrol panel, dan Panel akan menghentikan Motor listrik sehingga tidak beroperasi dan Mencegah Kerusakan yang bisa saja terjadi jika Motor listrik tersebut dioperasikan dalam keadaan kelebihan Beban atau “Over-Load“.

Dalam sistem kelistrikan, Satuan dari Overload ini sendiri biasanya menggunakan Satuan arus yakni Ampere.

Setting Thermal Overload Relay
Untuk dapat memberikan Proteksi, maka Thermal Overload Relay haruslah disetting dengan nilai arus dibawah dari besaran Arus Maksimal dari suatu Motor Listrik, sehingga sebelum Motor listrik tersebut mengalami Beban yang berlebih, maka diharapkan Thermal Overload relay ini sudah mendeteksi dan bekerja untuk melindungi Motor dari kerusakan akibat “Kelebihan beban”.

Sebagai contoh:
Jika suatu motor listrik dengan kemampuan arus nominal (In) sebesar 100Ampere, maka sebaiknya Settingan Thermal Overload relay harus lebih rendah dari 100 Ampere tersebut, dan untuk settingan secara umum dapat dibuat sebesar 80% x In, atau settingan sebesar 80 Ampere, sehingga saat motor tersebut mendapatkan beban sebesar 80 Ampere, maka Thermal Overload relay sudah bekerja dan memutuskan rangkaina kontrol, dan Motor listrik berhenti beroperasi.

Selain istilah “Overload“, dalam ilmu kelistrikan juga dikenal beberapa istilah yang menggambarkan kondisi yang berlebih, antara lain:

  • Over-Current (Arus berlebih)
  • Over-Voltage (Tegangan berlebih)
  • Over-Heat (Panas berlebih)
  • Over-Speed (Putaran berlebih)
  • Over-Charging (Pengisian berlebih)
  • Over-Excitation (Penguat berlebih)
  • Over-Frequency (Frekuensi berlebih)

Semoga bermanfaat


[ad_2]