pembahasan selanjutnya adalah
- integral tentu,
- aplikasi integral: luas daerah,
- probabilitas,
- aplikasi turunan: garis singgung kurva, dan
- fungsi kuadrat.
Soal No. 11 tentang Integral Tentu
A. B
B. 2B
C. 3B
D. 4B
E. 5B
Pembahasan
Perhatikan pola fungsi pada soal di atas!
f(x) = f(x + 2)
f(x + 2) = f(x + 2 + 2) = f(x + 4)
f(x + 4) = f(x + 4 + 2) = f(x + 6)
f(x + 6) = f(x + 6 + 2) = f(x + 8)
Sehingga diperoleh:
f(x) = f(x + 2) = f(x + 4) = f(x + 6) = f(x + 8)
Lebih jelasnya,
f(x) = f(x + 8)
Sementara itu, disebutkan dalam soal:
∫2f(x) dx = B
Sekarang kita masuk ke pertanyaan.
3∫7f(x + 8) dx = 3∫7f(x) dx
Selanjutnya kita ubah batas integrasinya agar sesuai dengan data yang diketahui pada soal.
Jadi, nilai integral tentu tersebut adalah 2B (B).
Soal No. 12 tentang Aplikasi Integral: Luas Daerah
A. 1/3
B. 2/3
C. 1
D. 2
E. 3
Pembahasan
Berikut ini adalah ilustrasi gambar untuk soal di atas!
D1 adalah daerah yang dibatasi oleh garis g dan kurva f. Sedangkan D2 adalah daerah yang dibatasi oleh kurva f, sumbu x, dan garis x = 1.
Diketahui perbandingan luas D1 dan D2 adalah 1 : 2.
Masukan batas integrasi x = 1 saja. Batas x = 0 tidak perlu dimasukkan karena akan menghasilkan nol. Diperoleh:
Jadi, nilai k adalah 2 (D).
Soal No. 13 tentang Probabilitas
A. 48
B. 54
C. 60
D. 64
E. 72
Pembahasan
Suatu bilangan dikatakan genap apabila posisi satuan bilangan tersebut adalah angka genap.
Pada soal di atas, posisi satuan adalah c. Sedangkan c harus lebih besar dari b dan b harus lebih besar dari 3. Sehingga nilai c yang mungkin hanya 6 dan 8.
Untuk c = 6, nilai b yang mungkin adalah 4 dan 5 (ada 2 kemungkinan).
Sedangkan untuk c = 8, nilai b yang mungkin adalah 4, 5, 6, dan 7 (ada 4 kemungkinan).
Sehingga banyak susunan a dan b yang mungkin ada 6 kemungkinan.
Sementara itu, posisi a bisa diisi semua angka kecuali 0 (nol) karena nol di depan akan menghasilkan bilangan 2 digit. Nilai a yang mungkin adalah:
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 (ada 9 kemungkinan)
Dengan demikian, banyak bilangan genap yang dapat disusun adalah:
9 × 6 = 54
Jadi, banyak bilangan genap n adalah 54 (B).
Soal No. 14 tentang Aplikasi Turunan: Garis Singgung Kurva
A. 2√3
B. √3
C. 1/2 √3
D. 1/3 √3
E. 1/4 √3
Pembahasan
Soal di atas dapat diilustrasikan dengan gambar berikut ini!
Agar segitiga PQR sama sisi maka tiap sudutnya harus 60°. Sehingga kemiringan atau gradien garis singgung kurva (garis biru) di titik P adalah:
m = tan 60°
=√3
Garis singgung tersebut juga merupakan turunan pertama dari kurva y = 3 − x2.
m = y’
= −2x
Nah, sekarang kita tinggal memasukkan m = √3 dan x = −a (x di titik P).
m = −2x
√3 = −2(−a)
2a = √3
a = 1/2 √3
Jadi, nilai a yang membuat segitiga PQR sama sisi adalah 1/2 √3 (C).
Soal No. 15 tentang Fungsi Kuadrat
A. −35
B. −33
C. −26
D. −21
E. −10
Pembahasan
Garis l menyinggung parabola y = x2 − 4x + 7 di x = 5. Titik singgungnya dapat dicari dengan memasukkan x = 5 ke persamaan parabola.
y = 52 − 4 . 5 + 7
= 12
Sehingga titik singgung antara garis l dan parabola tersebut adalah:
(x1, y1) = (5, 12)
Sedangkan gradien garis singgungnya merupakan turunan pertama dari fungsi parabola.
m = y’
= 2x − 4
Dengan memasukkan x = 5 diperoleh:
m = 2∙5 − 4
= 6
Dengan demikian, persamaan garis l dapat dicari dengan rumus:
y − y1 = m(x − x1)
y − 12 = 6(x − 5)
= 6x − 30
y = 6x − 18
Garis l juga menyinggung parabola y = p − 3(x + 2)2 sehingga garis l disebut garis singgung sekutu.
Jika garis menyinggung parabola maka di titik singgungnya garis dan parabola tersebut bernilai sama dan diskriminannya sama dengan nol.
I. ygaris = yparabola
6x − 18 = p − 3(x + 2)2
= p − 3(x2 + 4x + 4)
= −3x2 − 12x − 12 + p
3x2 + 18x − 6 − p = 0
II. D = 0
b2 − 4ac = 0
182 − 4∙3 (−6 − p) = 0
324 + 72 + 12p = 0
12p = −396
p = −33
Jadi, nilai p adalah −33 (B).
Simak Pembahasan Soal TKD Saintek SBMPTN 2016 selengkapnya.
Simak juga:
Pembahasan Matematika SBMPTN 2014
Pembahasan Matematika SBMPTN 2015
Pembahasan Matematika SBMPTN 2017
Pembahasan Matematika SBMPTN 2018
Pembahasan Matematika UTBK SBMPTN 2019
Dapatkan pembahasan soal dalam file pdf di sini.
Terimakasih
Semoga Bermanfaat