Pembahasan Kimia No. 41 – 45 TKD Saintek SBMPTN 2015 Kode Naskah 502

Posted on

pembahasan selanjutnya adalah

Pembahasan soal Tes Kemampuan Dasar Sains dan Teknologi (TKD Saintek) Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) tahun 2015 kode naskah 502 subtes Kimia nomor 41 sampai dengan nomor 45 tentang:
  • sifat koligatif larutan, 
  • larutan penyangga, 
  • titrasi asam basa, 
  • senyawa karbon, dan 
  • makromolekul.

Soal No. 41 tentang Sifat Koligatif Larutan

Tetapan penurunan titik beku molal air adalah 1,86. Larutan A dibuat dengan melarutkan 26,1 g Ba(NO3)2 (Mr = 261) ke dalam 500 g air. Larutan B dibuat dengan melarutkan 3,0 g  (Mr = 120) ke dalam 250 g air. Kedua senyawa tersebut terdisosiasi sempurna dalam air. Perbandingan ΔTf larutan A terhadap ΔTf larutan B adalah ….

A.   3/1
B.   2/1
C.   3/2
D.   4/3
E.   2/3



Pembahasan

Penurunan titik beku dirumuskan sebagai:

Rumus penurunan titik beku larutan

Karena disebutkan bahwa kedua senyawa terdisosiasi sempurna dalam air, maka harga i merupakan banyaknya partikel senyawa tersebut dalam air.

Ba(NO3)2 → Ba2+ + 2NO3
(ada 3 partikel: 1 ion Ba2+ dan 2 ion NO3, i = 3)

MgSO4 → Mg2+ + SO42−
(ada 2 partikel: 1 ion Mg2+ dan 1 ion SO42−, i = 2)

Kedua senyawa terlarut dalam air sehingga harga tetapan titik beku molal air (Kf) tidak berpengaruh. Diperoleh:

Perbandingan penurunan titik beku larutan A dan B

Jadi, perbandingan penurunan titik beku larutan A terhadap larutan B adalah 3/1 (A).

Soal No. 42 tentang Larutan Penyangga

Sejumlah 200 mL larutan HCN 0,30 M (Ka = 5 × 10−10) dicampurkan 100 mL larutan KOH 0,30 M. Ke dalam campuran tersebut ditambahkan 0,8 g NaOH padat (Mr = 40). Pada 25 °C, pH larutan yang terbentuk adalah ….

A.   2
B.   4
C.   10 − log 5
D.   10
E.   12

Pembahasan

Nilai mol untuk masing-masing pereaksi adalah:

Artkel Terkait  Deskripsi Jurusan-jurusan Pertanian dan Peternakan di Perguruan Tinggi

mol HCN = 200 mL × 0,3 M
                = 60 mmol

mol KOH = 100 mL × 0,3 M
                = 30 mmol

Persamaan reaksi untuk campuran tersebut adalah:

HCN + KOH KCN + H2O
awal : 60 30
reaksi : 30 30 30 30
sisa : 30 30 30

Jika persoalan berhenti sampai di sini maka sisa asam lemah HCN dan hasil reaksi garam KCN akan membentuk larutan penyangga. Tetapi karena ke dalam campuran masih ditambahkan NaOH maka sisa asam lemah tersebut akan bereaksi dengan NaOH.

mol NaOH = (0,8 g)/40
                  = 0,02 mol
                  = 20 mmol

Pada reaksi yang kedua ini, keadaan awal sudah terdapat ion CN sebanyak 30 mmol sehingga persamaan reaksi antara HCN dan NaOH adalah:

HCN + NaOH NaCN + H2O
awal : 30 20 30 30
reaksi : 20 20 20 20
sisa : 10 50 50

Sisa HCN pada reaksi yang kedua ini akan membentuk larutan penyangga dengan garam NaCN yang terbentuk. pH yang terbentuk adalah:

Rumus larutan penyangga
pH = −log [H+]
      = −log 10−10
      = 10

Jadi, pH larutan yang terbentuk adalah 10 (D).

Soal No. 43 tentang Titrasi Asam Basa

Asam oksalat adalah asam berbasa dua. Sebanyak 10 mL larutan asam oksalat diencerkan dengan air sampai volumenya 100 mL. Larutan ini digunakan untuk menitrasi 20 mL larutan NaOH 0,2 M dengan indikator Bromtimol biru. Bila titik akhir titrasi diperoleh saat volume asam oksalat mencapai 25 mL maka konsentrasi larutan asam oksalat awal adalah ….

A.   0,08 M
B.   0,40 M
C.   0,80 M
D.   1,60 M
E.   3,20 M



Pembahasan

Pertama, asam oksalat diencerkan. 

M1 × V1 = M2 × V2

Indeks (1) adalah asam oksalat sebelum diencerkan sedangkan indeks (2) adalah asam oksalat sebelum diencerkan. Diperoleh: 

Artkel Terkait  Pembahasan Kimia UN 2018 No. 36

M1 × 10 = M2 × 100
         M2 = 0,1 M1
 
Kemudian asam oksalat yang telah diencerkan ini dititrasi dengan larutan basa NaOH. 

M2 × V2 × na = Mb × Vb × nb

na dan nb masing-masing adalah jumlah ion H+ pada asam oksalat dan ion OH pada basa NaOH. Karena disebutkan bahwa asam oksalat berbasa dua maka na = 2, sedangkan ion OH pada basa NaOH sudah jelas satu, nb = 1. Diperoleh:

0,1 M1 × 25 × 2 = 0,2 × 20 × 1
                     M1 = 0,8

Jadi, konsentrasi awal larutan asam oksalat adalah 0,80 M (C).

Soal No. 44 tentang Senyawa Karbon

Suatu senyawa organik berwujud cair pada suhu kamar, berbau khas, dengan pereaksi Tollens tidak menghasilkan endapan mengkilat menyerupai cermin, jika direduksi menghasilkan suatu alkohol sekunder, dan sering digunakan sebagai pelarut dalam industri. Senyawa organik tersebut adalah ….

A.   n-heksana
B.   etanol
C.   propanon
D.   benzaldehida
E.   etil etanoat

Pembahasan

Senyawa yang direduksi menghasilkan alkohol sekunder adalah senyawa dari golongan keton atau alkanon. Dari lima opsi yang termasuk golongan alkanon hanya propanon.

Sedangkan pereaksi Tollens digunakan untuk menguji adanya gugus aldehid. Reaksi positif ditunjukkan dengan dihasilkannya endapan cermin perak.

Jadi, senyawa organik tersebut adalah propanon (C).

Soal No. 45 tentang Makromolekul

Hidrolisis suatu makromolekul menghasilkan senyawa yang mempunyai gugus amino dan karboksilat. Makromolekul tersebut dapat berfungsi sebagai biokatalis yang mempercepat hidrolisis amilum. Makromolekul tersebut adalah ….

A.   amilase
B.   amilosa
C.   amilopektin\
D.   amil alkohol
E.   glikogen

Pembahasan

Amilase adalah makromolekul yang mempunyai gugus amino dan karboksilat sehingga jika dihidrolisis akan menghasilkan senyawa yang mempunyai gugus amino dan karboksilat.

Amilase berfungsi sebagai pemecah amilum sehingga dapat mempercepat hidrolisis amilum (bertindak sebagai biokatalis pencernaan).

Artkel Terkait  Pembahasan Matematika IPA UN: Matriks

Jadi, makromolekul tersebut adalah amilase (A).

Simak Pembahasan Soal TKD Saintek SBMPTN 2015 selengkapnya.

Simak juga:
Pembahasan Kimia SBMPTN 2014
Pembahasan Kimia SBMPTN 2016
Pembahasan Kimia SBMPTN 2017 
Pembahasan Kimia UTBK SBMPTN 2019

Dapatkan pembahasan soal dalam file pdf  di sini.

Terimakasih

Semoga Bermanfaat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *