pembahasan selanjutnya adalah
- besaran dan pengukuran,
- vektor resultan,
- gerak lurus,
- gerak lurus (gerak vertikal ke atas), serta
- gerak melingkar.
Soal No. 1 tentang Besaran dan Pengukuran
Pembahasan
Jangka sorong terdiri dari dua skala, yaitu skala utama yang berada di atas dan skala nonius yang berada di bawah. Kunci utama membaca hasil pengukuran jangka sorong adalah dengan memperhatikan posisi nol skala nonius.
Mari kita perhatikan angka 0 skala nonius, mana yang paling mungkin menghasilkan 6,26 cm.
- Opsi A: angka 0 skala nonius berada di antara 6,0 dan 6,1 skala utama sehingga tidak mungkin hasilnya 6,26.
- Opsi B: angka 0 skala nonius berada di antara 6,1 dan 6,2 skala utama sehingga tidak mungkin hasilnya 6,26.
- Opsi C: angka 0 skala nonius berada di antara 6,2 dan 6,3 skala utama sehingga sangat mungkin hasilnya 6,26.
- Opsi D: angka 0 skala nonius berada di antara 6,5 dan 6,6 skala utama sehingga tidak mungkin hasilnya 6,26.
- Opsi E: angka 0 skala nonius berada di antara 6,3 dan 6,4 skala utama sehingga tidak mungkin hasilnya 6,26.
Jadi, gambar pengukuran yang paling mungkin menghasilkan pengukuran 6,26 cm adalah gambar opsi (C).
Perdalam materi ini di Pembahasan Fisika UN: Pengukuran.
Soal No. 2 tentang Vektor Resultan
- 9 m menuju ke timur.
- 15 m membentuk sudut 53° dari timur ke utara.
- 9 meter menuju barat.
Perpindahan robot track line adalah ….
A. 5 m
B. 8 m
C. 12 m
D. 15 m
E. 29 m
Pembahasan
Rute perjalanan robot track line tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Rute perjalanan robot tersebut ternyata membentuk bangun jajargenjang. Salah satu sifat jajargenjang adalah sisi yang sejajar mempunyai panjang yang sama.
Sedangkan perpindahan robot tersebut diukur dari titik awal dan titik akhir (garis merah). Garis merah tersebut merupakan sisi jajargenjang yang sejajar dengan sisi yang panjangnya 15 m.
Jadi, perpindahan robot track line tersebut adalah 15 m (D).
Perdalam materi ini di Pembahasan Fisika UN: Vektor Resultan.
Soal No. 3 tentang Gerak Lurus
Jarak total yang ditempuh benda adalah ….
A. 10 m
B. 20 m
C. 25 m
D. 40 m
E. 80 m
Pembahasan
Untuk grafik v–t, jarak merupakan luas daerah yang dibatasi oleh grafik dengan sumbu t. Grafik di atas membentuk dua daerah trapesium.
Pada detik ke-0 sampai detik ke-6, terbentuk trapesium dengan sisi sejajar 4 dan 6 serta tinggi 5. Luas daerahnya adalah:
L1 = ½ × jumlah sisi sejajar × tinggi
= ½ × (4 + 6) × 5
= 25
Pa da detik ke-6 sampai detik ke-10, terbentuk trapesium dengan sisi sejajar 4 dan 2 serta tinggi 5. Luas daerahnya adalah:
L2 = ½ × jumlah sisi sejajar × tinggi
= ½ × (4 + 2) × 5
= 15
Dengan demikian, jarak totalnya adalah
s = L1 + L2
= 25 + 15
= 40
Jadi, jarak total yang ditempuh benda adalah 40 m (D).
Perdalam materi ini di Pembahasan Fisika UN: Gerak Lurus.
Soal No. 4 tentang Gerak Lurus (Gerak Vertikal ke Atas)
A. 3,0 m
B. 4,8 m
C. 5,2 m
D. 5,8 m
E. 6,0 m
Pembahasan
Kita periksa dulu, berapa waktu yang diperlukan oleh bola pertama untuk mencapai tinggi maksimum (tinggi maksimum tercapai ketika v = 0).
v = vo − gt
0 = 10 − 10t
10t = 10
t = 1
Tinggi maksimum yang dicapai oleh benda pertama adalah
h = vo.t − ½gt2
= 10×1 − ½×10×12
= 10 − 5 m
= 5 m
Ternyata bola pertama mencapai tinggi maksimum 5 m pada saat t = 1 s. Padahal saat itu bola kedua dilemparkan ke atas.
Artinya, ketika bola kedua dilempar ke atas, bola pertama jatuh ke bawah. Jadi, kedua bola akan bertemu di bawah ketinggian 5 m. [opsi C, D, dan E sudah pasti salah]
Sekarang kita ilustrasikan bola pertama mengalami gerak jatuh bebas dan bola kedua mengalami gerak vertikal ke atas.
Anggap kedua bola bertemu di garis g. h1 adalah jarak yang ditempuh bola pertama karena gerak jatuh bebas. Sedangkan h2 adalah ketinggian yang dicapai bola kedua oleh gerak vertikal ke atas.
h1 = ½gt2
h2 = vo.t − ½gt2
Berdasarkan gambar di atas diperoleh:
h = h1 + h1
5 = ½gt2 + vo.t − ½gt2
5 = vo.t
5 = 25 × t
t = 0,2
Dengan demikian, kedua bola akan bertemu pada saat bola kedua menempuh waktu 0,2 detik. Tinggi yang dicapai bola kedua pada saat itu adalah
h2 = vo.t − ½gt2
= 25×0,2 − ½×10×0,22
= 5 − 0,2
= 4,8
Jadi, tinggi yang dicapai bola kedua saat bertemu bola pertama adalah 4,8 m (B).
Perdalam materi ini di Pembahasan Fisika UN: Gerak Lurus.
Soal No. 5 tentang Gerak Melingkar
Roda A dan roda B seporos, sedangkan roda B dan roda C dihubungkan dengan sabuk. Jika RA = 2 cm, RB = 4 cm, dan RC = 20 cm maka perbandingan kecepatan sudut roda B dan roda C adalah ….
A. 1 : 5
B. 2 : 1
C. 2 : 5
D. 5 : 1
E. 5 : 2
Pembahasan
Roda B dan roda C dihubungkan dengan sabuk sehingga mempunyai kecepatan linear yang sama.
vB = vC
Sedangkan hubungan antara kecepatan linear dan kecepatan sudut adalah
v = ωR
Sehingga diperoleh:
vB = vC
ωB . RB = ωC . RC
ωB × 4 = ωC × 20
ωB : ωC = 20 : 4
= 5 : 1
Jadi, perbandingan kecepatan sudut roda B dan roda C adalah 5 : 1 (D).
Perdalam materi ini di Pembahasan Fisika UN: Gerak Melingkar.
Simak Pembahasan Soal Fisika UN 2016 selengkapnya.
Dapatkan pembahasan soal dalam file pdf di sini.
Terimakasih
Semoga Bermanfaat